New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan S&P 500 dan Nasdaq berakhir lebih rendah terseret oleh pelemahan keseluruhan saham terkait teknologi ketika investor berhati-hati menjelang data inflasi utama AS dan dimulainya laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga akhir pekan ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 36,31 poin atau 0,12 persen, menjadi menetap di 29.239,19 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 23,55 poin atau 0,65 persen, menjadi berakhir di 3.588,84 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 115,91 poin atau 1,1 persen, menjadi menetap di 10.426,19 poin, penutupan terendah sejak Juli 2020.

Pergerakan Selasa (11/10/2022) menandai penurunan sesi kelima berturut-turut untuk S&P 500 dan Nasdaq. Indeks Dow berakhir lebih tinggi, dibantu oleh saham Amgen Inc yang melonjak 5,7 persen setelah laporan bahwa Morgan Stanley meningkatkan saham pembuat obat itu menjadi overweight dari equal weight.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi dan teknologi masing-masing tergelincir 1,63 persen dan 1,52 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor real estat menguat 1,02 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

"Tidak ada berita baru, selain ketakutan bahwa inflasi, dan kenaikan suku bunga Fed yang berkelanjutan, akan memperlambat ekonomi ke dalam resesi yang dalam," kata Kevin Matras, wakil presiden eksekutif di Zacks Investment Research, dalam sebuah catatan Selasa (11/10/2022).

Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase pada Senin (10/10/2022) memperingatkan bahwa Amerika Serikat menuju resesi dalam enam hingga sembilan bulan ke depan dan saham-saham bisa meluncur lebih jauh.

Investor sedang menunggu serangkaian sorotan ekonomi akhir pekan ini, termasuk laporan indeks harga konsumen AS untuk September pada Kamis (13/10/2022) dan data penjualan ritel AS pada Jumat (14/10/2022).

Saham-saham telah terpukul dalam beberapa pekan terakhir oleh kekhawatiran tentang seberapa agresif Fed mungkin masih perlu dengan kenaikan suku bunga dan potensi dampaknya terhadap ekonomi.

The Fed telah secara agresif menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun depan.

Menambah kekhawatiran baru-baru ini tentang ekonomi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan 1,6 persen dalam ekonomi AS tahun ini.


Baca juga: Wall Street jatuh, Nasdaq catat penutupan terendah sejak Juli 2020
Baca juga: Wall Street ditutup anjlok, Indeks Dow Jones jatuh hingga 630,15 poin
Baca juga: Wall Street ditutup jatuh, Indeks Dow Jones anjlok hingga 346 poin

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022