Jakarta (ANTARA) - Bank OCBC NISP dalam diskusi bertajuk Sigap Siapkan Dana Darurat di Jakarta, Selasa, memberikan berbagai tips menabung untuk mempersiapkan dana darurat secara tepat.
Retail Proposition Division Head Bank OCBC NISP Chinni Yanti Tjhin menyampaikan untuk individu single, kebutuhan dana daruratnya minimal 3- 4 kali dari pengeluaran bulanan, dan individu sudah menikah, kebutuhan dana daruratnya minimal 6 kali dari pengeluaran bulanan.
Lalu, untuk individu sudah menikah dan memiliki satu anak, kebutuhan dana daruratnya minimal 9 kali dari pengeluaran bulanan, dan individu sudah menikah dan memiliki dua anak, kebutuhan dana daruratnya minimal 12 kali dari pengeluaran bulanan.
“Menabung dana darurat memang bukanlah hal yang mudah. Kuncinya adalah konsisten, dan mengetahui risiko profil masing-masing. Sebagai langkah pertama yang perlu dilakukan adalah cek kondisi finansial Anda, dengan begitu Anda dapat mengetahui anggaran keuangan dan catatan keuangan harian. Sehingga mengetahui berapa kemampuan menabung per bulan," kata Chinni.
Baca juga: OCBC NISP:Investor harusnya yakin pada obligasi dan reksadana ke depan
Dia melanjutkan seorang individu dapat membagi pendapatan/ gaji bulanannya dengan presentase 50 persen untuk biaya hidup yang meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan, cicilan hingga asuransi.
Kemudian, sebesar 30 persen untuk keinginan seperti rekreasi, liburan, biaya streaming online dan 20 persen untuk tabungan dana darurat, investasi maupun dana pensiun.
Sebelum menabung untuk dana darurat, dia menyampaikan individu harus memahami kondisi keuangan terkini, memahami jumlah pendapatan dan pengeluaran, memahami profil risiko, dan mengetahui cashflow saat ini.
Dia mengatakan individu dapat membuat pembukuan, mencatat cashflow keuangan secara khusus atau melakukan tes kesehatan finansial, untuk memahami lebih jauh tentang kondisi keuangan.
Baca juga: Rukita-Bank OCBC siapkan Rp724 miliar dukung investor muda berbisnisDengan itu, akan ditemukan jumlah dana yang bisa disisihkan untuk menabung dana darurat.
Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan individu dapat menginvestasikan dana darurat dengan memilih instrumen investasi yang mudah dicairkan atau liquid.
"Kita bisa menempatkan 50 persen dana darurat di tabungan, dan 50 persen lainnya di instrumen lainnya, misalnya reksadana atau deposito. Kedua instrumen investasi ini dapat mengoptimalkan dana darurat kita,," kata Chinni.
Menurut dia, menempatkan pada reksadana maupun deposito dapat membuat pengumpulan dana darurat lebih struktur, namun, tetap dapat dicairkan ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Sebagai informasi, hasil survei OCBC NISP Financial Fitness Index 2022 mencatat hanya 41 persen masyarakat Indonesia yang memiliki dana darurat cukup, apabila terjadi krisis ekonomi.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022