Guangzhou (ANTARA) - GUANGZHOU, 11 Oktober (Xinhua) -- Joshua Timothy Solomon, seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di jurusan kedokteran klinik, Universitas Sun Yat-sen di Kota Guangzhou, China selatan, merasa sangat gembira karena dapat kembali ke kampusnya setelah berpisah selama hampir tiga tahun gara-gara pandemi COVID-19.

"Saya sudah dua tahun dan delapan bulan tidak hadir di kampus, kini yang paling penting adalah memanfaatkan penuh peluang untuk belajar luring di sini dan menghargai masa kuliah di China," kata Solomon, yang tiba di Bandar Udara Internasional Baiyun di Guangzhou menggunakan maskapai Citilink pada 7 September lalu.

Mengikuti protokol pengendalian pandemi di China, Solomon menjalani karantina di sebuah hotel di Guangzhou selama 10 hari sebelum kembali ke Universitas Sun Yat-sen dan melakukan persiapan untuk mulai magang di sebuah rumah sakit yang berafiliasi dengan kampusnya selama setahun.

"Saya kembali ke tanah air pada awal 2020, dua pekan sebelum semester baru dimulai. Rencana saya adalah kembali ke kampus tepat waktu, tetapi terkendala oleh wabah yang merebak di seluruh dunia, keberangkatan saya ke kampus ditunda dari satu bulan, kemudian menjadi satu tahun, hingga akhirnya sampai dua tahun delapan bulan," ungkap Solomon.

Dia kembali mendapatkan kesempatan untuk magang secara luring di China dan juga dapat mengikuti upacara wisuda di kampusnya, yang memiliki arti penting bagi dirinya.

Masa studi di jurusan yang diambil Solomon adalah enam tahun. Saat Solomon meninggalkan China, dia masih mahasiswa junior (tahun ketiga di kampus) namun kini tak lama lagi dia akan menyelesaikan kuliahnya.

Solomon menuturkan dirinya belajar secara daring selama dia berpisah dengan kampus. Menurut jadwal kuliah dari kampusnya, dia mengikuti kuliah setiap Senin hingga Jumat dengan 4 hingga 6 sesi kuliah diberikan. Berkat Wechat dan surat elektronik, dia selalu dapat mengajukan pertanyaan dan berkomunikasi dengan dosennya.

"Kedokteran klinik sangat mementingkan operasi, selain pengetahuan teori," kata Solomon.

Untuk lebih meningkatkan keterampilannya, Solomon magang di sebuah rumah sakit di kampung halamannya sejak November 2021 hingga April 2022, tugasnya adalah mengikuti dokter untuk menerima kunjungan pasien, ikut meninjau bangsal rawat inap, dan mengamati operasi kardiovaskular, yang akan menjadi pekerjaannya di masa depan.

Teman sekelas Solomon, Anita Kurnia Ilahi, yang memiliki nama dalam bahasa Mandarin Yi Zhenzhen, juga termasuk gelombang pertama mahasiswa Indonesia yang kembali ke China.

Ilahi mengaku sangat senang saat dia tahu sudah diperbolehkan kembali ke kampus. "Setelah berpisah dengan kampus, saya baru menyadari betapa saya rindu pada kampus dan China, yang merupakan kampung halaman kedua bagi saya. Saya rindu dengan sahabat-sahabat saya di sini, dan juga masakan lezat di sini," tutur Ilahi.

Ilahi mengatakan dia kembali mendapatkan kesempatan untuk magang secara luring di China dan juga dapat mengikuti upacara wisuda di kampusnya, yang memiliki arti penting bagi dirinya.

Ilahi sudah mulai magang di sebuah rumah sakit yang berada di bawah naungan kampusnya sejak 26 September. "Saya menikmati proses belajar saya dengan mengikuti para dokter, ini berarti saya lebih dekat dengan impian saya, yaitu benar-benar menjadi seorang dokter, " ujarnya.

Solomon dan Ilahi merasa mereka seperti mahasiswa baru saat kembali ke kampus karena banyak bangunan baru yang telah rampung dibangun dalam beberapa tahun terakhir dan kehidupan para mahasiswa lebih nyaman berkat berbagai peningkatan yang dilakukan oleh pihak universitas.

Pada liburan Hari Nasional China selama sepekan yang baru berakhir, kedua mahasiswa asal Indonesia itu bersama teman-teman mereka mengunjungi banyak kawasan bisnis dan perbelanjaan di sekitar kampus serta mencicipi hotpot, yang sudah lama mereka rindukan

Solomon dan Ilahi berharap dapat melanjutkan kuliah S2 di China setelah lulus S1, dan terus mengejar cita-cita bersama teman-teman mereka.


Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022