Bandar Lampung (ANTARA News) - Penyair kondang dan budayawan yang dijuluki Si Burung Merak WS Rendra, mengakui bahwa praktik poligami (beristeri lebih dari satu) yang dijalaninya tidak baik bagi keluarga dan anak-anaknya. "Di sini, saya terpaksa harus mengakui bahwa sebenarnya poligami itu memang tidak baik, terutama bagi anak-anak saya," cetus Rendra, saat berbicara soal kontroversi RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi di Bandar Lampung, kemarin. Dengan gaya khasnya, sembari melontarkan kata-kata seperti layaknya bersyair tapi dengan intonasi agak perlahan, Rendra menyatakan praktik poligami itu mungkin saja bagi dia dan para isterinya, bisa-bisa saja tanpa masalah yang terlalu serius. "Bagi saya dan isteri-isteri saya, bisa baik-baik saja dan relatif tidak ada masalah. Tapi tidak bagi anak-anak saya," tutur Rendra mengakuinya. Menurut dia, akan sulit bagi anak-anaknya untuk hidup rukun dengan wanita yang bukan ibu kandungnya, sebagai anak tiri, sehingga kehidupan dalam keluarga juga dapat menjadi terganggu. Tetapi bukan karena termasuk pelaku poligami, lantas Rendra tidak bersepakat dengan adanya RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi yang kini menimbulkan kontroversi panjang dalam masyarakat. "Kalau RUU itu, tidak ada soal dengan poligami, tapi bagaimana mungkin urusan hasrat dan gairah serta nafsu seorang manusia bisa diatur secara paksa oleh sebuah undang-undang. Padahal nafsu dan birahi itu adalah bagian dari daya hidup manusia itu sendiri," kata Rendra pula. Dia pun dalam keseharian, seringkali saat bertemu sosok wanita cantik akan melihat dan mengaguminya. Penyair kondang itu pun menyarankan, saat ini yang perlu diajarkan dan diatur dalam kaitan ancaman maraknya pornografi dan pornoaksi adalah mengajak semua orang untuk dapat mengendalikan hawa nafsu dan birahi dengan menggunakan akal sehat melalui pendekatan sosial dan keagamaan. "Bukankah kita semua dapat diajarkan menggunakan akal berdasarkan keyakinan agama yang kita miliki untuk menilai dan berbuat selalu berdasarkan akal sehat, apakah benar atau salah, baik atau keliru dan pantas atau tidak pantas hal-hal seperti itu," ujar Rendra dengan mimik serius.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006