Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak, Fitri Hartanto mengatakan keberhasilan keluarga dalam memahami kepentingan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang benar merupakan kunci keberhasilan dalam mencegah stunting.
“Anak yang trauma terhadap pembelajaran makan karena kita paksakan, anak yang kurang benar saat kita mengajari makan MPASI, menjadikan anak memiliki gangguan perilaku yang disebut picky eater atau pilih-pilih makanan,” kata dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam webinar “Kelas Orang Tua Hebat” yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Dokter: Orang tua jangan takut beri bumbu tambahan pada MPASI
Baca juga: MPASI bantu anak kenali bentuk dan rasa makanan
Fitri mengingatkan bahwa salah satu faktor terjadinya stunting karena asupan nutrisi yang kurang pada anak. Terkait dengan hal tersebut, ayah maupun ibu harus memiliki pemahaman yang sama dalam pemberian nutrisi melalui MPASI sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang anak.
Sebelum memberikan MPASI, kata Fitri, orang tua harus mengetahui prinsip-prinsip pemberian MPASI. Salah satu prinsip utama, yaitu tetap memberikan ASI yang merupakan kebutuhan makronutrien, selain makanan pendamping dengan harapan bisa mendapatkan asupan mikronutrien. Prinsip selanjutnya adalah orang tua mengetahui tujuan awal pemberian MPASI.
Menurut Fitri, pemberian MPASI bertujuan untuk memberi kesempatan anak untuk belajar makan yang benar, menguatkan kemampuan dasar perkembangan serta mempersiapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan anak.
Selanjutnya, orang tua perlu mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian ASI. Sebagai contoh, ketika orang tua mengajarkan waktu makan sebanyak tiga kali dalam sehari, anak pun akan merasa bahwa dia harus makan dalam waktu tersebut.
Fitri mengatakan waktu tepat MPASI biasanya diperkenalkan pada anak saat menginjak usia 6 bulan yang ditandai dengan tanda-tanda nuerofisiologi, apakah anak sudah siap MPASI atau belum. Tanda-tanda tersebut termasuk anak bisa duduk tegak, gerakan ekstrusi menghilang, tidak mengeluarkan makanan dari mulut, tertarik makanan orang lain, mulut bergerak melihat orang lain makan, dan mudah lapar.
Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa itu responsive feeding, yaitu ketika anak harus bisa merespons dengan baik setiap makanan yang dimakan. Beberapa panduan responsive feeding, yaitu anak disuapi sambil belajar memegang alat-alat makan dan jangan memaksa jika anak menolak makanan.
Baca juga: Dokter Anak: Sayur dan buah tidak perlu banyak saat MPASI
Baca juga: Pentingnya strategi pemberian MPASI yang baik guna cegah stunting
Prinsip pemberian MPASI juga termasuk memahami persiapan dan penyimpanan bahan-bahan makanan secara aman. Kemudian tepat jumlah, konsistensi, dan frekuensi.
“Yang harus kita lakukan pada saat memberikan MPASI, berikan jumlah kalori yang konsisten dan frekuensi sesuai dengan kebutuhan dan usia anak. Orang tua juga harus tahu jumlahnya, konsistensi, kalori, frekuensi, ini semua perlu pengetahuan,” kata Fitri.
Prinsip pemberian MPASI lainnya yang tak kalah penting adalah penuhi kebutuhan nutrisi anak, baik makronutrien ataupun mikronutrien. Terakhir, berikan suplementasi vitamin dan mineral.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022