Los Angeles (ANTARA) - LOS ANGELES, 10 Oktober (Xinhua) -- Data awal menunjukkan bahwa lebih dari 11 juta warga Amerika Serikat (AS), atau sekitar 4 persen dari warga yang memenuhi syarat, telah menerima suntikan dosis penguat (booster) vaksin COVID-19 bivalen baru, menurut laporan The Washington Post.
Terlepas dari proyeksi gelombang COVID-19 pada musim gugur dan musim dingin yang berpotensi menyebabkan jutaan orang sakit dan merenggut puluhan ribu nyawa, hanya segelintir warga AS menerima suntikan vaksin booster COVID-19 baru, papar laporan itu.
Sekitar separuh dari total warga AS mengatakan bahwa mereka mendapat sedikit atau sama sekali tidak mendapat informasi tentang suntikan vaksin booster, menurut survei pelacakan yang dilakukan baru-baru ini oleh Kaiser Family Foundation.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh Commonwealth Fund memperkirakan bahwa sekitar 90.000 kematian akibat COVID-19 dapat dicegah pada musim gugur dan musim dingin tahun ini jika lebih banyak warga AS menerima suntikan vaksin booster per akhir tahun ini.
Ketertinggalan dalam tingkat penerimaan vaksin booster dianggap sebagai penyebab utama dari tingginya angka kematian akibat COVID-19 di AS pada musim dingin tahun lalu dan berlanjutnya pelaporan kasus kematian dengan rata-rata sekitar 400 kematian warga AS setiap harinya akibat virus tersebut.
Hingga 6 Oktober, sekitar 68 persen populasi AS telah menerima vaksinasi lengkap dengan rangkaian awal vaksin, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) AS. Namun, hanya kurang dari separuh populasi yang sudah divaksinasi lengkap telah menerima dosis booster.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022