Singapura (ANTARA) - Singapore Telecommunications Ltd mengatakan pada Senin (10/10) bahwa unitnya Dialog menghadapi serangan siber yang berpotensi mempengaruhi 1.000 karyawan dan mantan karyawan dan kurang dari 20 kliennya, beberapa minggu setelah pelanggaran data besar-besaran di unit Australia lainnya - Optus.
Pelanggaran di Optus, operator seluler terbesar kedua di Australia, akhir bulan lalu membahayakan data hingga 10 juta pelanggan, memicu perombakan aturan privasi konsumen untuk memfasilitasi pembagian data yang ditargetkan antara perusahaan telekomunikasi dan bank.
Singtel mengatakan pada Senin (10/10) bahwa serangan terhadap Dialog, sebuah perusahaan konsultan layanan teknologi informasi yang berbasis di Australia, pertama kali terdeteksi pada 10 September.
Saham Singtel turun 1,6 persen pada pukul 03.15 GMT.
Perusahaan telekomunikasi yang berbasis di Singapura itu meyakinkan bahwa sistem Dialog sepenuhnya independen dari Optus dan unit teknologi informasi NCS, dan bahwa tidak ada bukti hubungan apa pun antara insiden pelanggaran data di Dialog dan Optus.
Pekan lalu, Dialog menyadari "sampel yang sangat kecil" dari datanya, termasuk beberapa informasi pribadi karyawan, telah dipublikasikan di web gelap. Singtel telah mengakuisisi Dialog pada April seharga 325 juta dolar Australia (206,57 juta dolar AS).
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022