New York (ANTARA) - Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan Nasdaq membukukan penutupan terendah sejak Juli 2020, karena investor khawatir tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi dan menarik diri dari pembuat chip setelah Amerika Serikat mengumumkan pembatasan bertujuan untuk melumpuhkan industri semikonduktor China.
Indeks Dow Jones Industrial Average terpangkar 93,91 poin atau 0,32 persen, menjadi menetap di 29.202,88 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 27,27 poin atau 0,75 persen, menjadi berakhir di 3.612,39 poin. Indeks Komposit Nasdaq anjlok 110,30 poin atau 1,04 persen, menjadi ditutup pada 10.542,10 poin.
Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan kebijakan moneter AS yang lebih ketat mulai terasa dalam ekonomi yang mungkin melambat lebih cepat dari yang diperkirakan, tetapi beban penuh kenaikan suku bunga Fed masih belum terlihat selama berbulan-bulan.
Terlepas dari kekhawatiran yang berkembang oleh sejumlah ekonom dan analis bahwa kenaikan suku bunga Fed dapat meningkatkan pengangguran, Presiden Fed Chicago Charles Evans terus mendukung upaya bank sentral untuk menurunkan inflasi, dengan mengatakan bahwa meskipun kedengarannya "optimis", dia yakin hal itu bisa dilakukan "sambil juga menghindari resesi."
"Orang-orang khawatir tentang ekonomi. Orang-orang khawatir tentang kemungkinan resesi," kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.
Indeks Philadelphia SE Semiconductor jatuh 3,5 persen setelah pemerintahan Biden menerbitkan serangkaian kontrol ekspor pada Jumat (7/10/10), termasuk langkah untuk memotong China dari chip semikonduktor tertentu yang dibuat di mana saja di dunia dengan peralatan AS.
Saham Nvidia Corp merosot 3,4 persen, sementara Qualcomm Inc, Micron Technology Inc dan Advanced Micro Devices juga berakhir lebih rendah.
Investor juga berhati-hati menjelang musim laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga AS, yang akan dimulai pada Jumat (15/10/2022) dengan hasil dari beberapa bank besar.
Perkiraan untuk laba kuartal ketiga telah turun dalam beberapa pekan terakhir. Analis sekarang memperkirakan laba tahun-ke-tahun untuk perusahaan S&P 500 telah meningkat 4,1 persen pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan peningkatan 11,1 persen yang diharapkan pada awal Juli, menurut data IBES dari Refinitiv.
Saham Microsoft turun 2,1 persen dan merupakan salah satu hambatan terbesar di tiga indeks utama. Saham teknologi S&P 500 memimpin penurunan sektor bersama dengan energi.
Investor juga menunggu data inflasi AS minggu ini. Sementara itu, pasar obligasi AS ditutup untuk liburan Hari Columbus pada Senin (10/10/2022).
Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,66 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,73 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Wall Street ditutup anjlok, Indeks Dow Jones jatuh hingga 630,15 poin
Baca juga: Wall Street ditutup jatuh, Indeks Dow Jones anjlok hingga 346 poin
Baca juga: Wall Street berakhir turun, setelah gagal pertahankan reli dua hari
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022