Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) siap melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melindungi hak-hak dari ibu Anike Wanggai, anak berusia empat tahun yang ikut dalam rombongan 43 pencari suaka WNI asal Papua ke Australia. "Sekarang kita sedang menunggu laporan resmi dari keluarga. Kalau mereka meminta maka Deplu siap melakukan prosesnya," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda kepada wartawan di Jakarta, Rabu. Menurut Menlu, Deplu belum menerima surat permintaan dari Keluarga Anike Wanggai, yang meminta agar Anike dapat dibawa kembali ke Indonesia. Dia mengatakan, Deplu akan menunggu surat dari keluarga yang Anike Wanggai untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya. Jika surat permintaan dari keluarga Anike telah sampai di Deplu, Menlu mengatakan penanganan kasus itu lebih terkait dengan masalah perlindungan anak. "Hal ini memang lebih mengenai masalah perlindungan anak. Di mana-mana dalam konteks seperti ini dan sesuai dengan ketentuan hukum internasional, asuhan anak itu lebih berat di tangan ibu daripada bapaknya sampai dengan usia 18 tahun," tuturnya. Kasus tersebut berawal dari adanya pernyataan dari Siti Pandera, ibu dari Anike Wanggai, bahwa anaknya yang berusia empat tahun dibawa oleh ayahnya untuk mencari suaka ke Australia. Siti bersama kerabatnya telah bertemu Pejabat Gubernur Papua Sodjuangon Situmorang di Jayapura untuk meminta agar Sodjuangon mempertemukan dirinya dengan anaknya. Siti mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan anaknya yang sudah terpisah dengannya selama satu tahun sejak ia bertengkar dengan suaminya, Yunus Wanggai. Dia baru mengetahui bahwa Anike berada di Australia dari tayangan berita di televisi. Ia mengaku merasa terkejut saat melihat anaknya memegang ujung bendera bintang kejora bersama dengan Yunus Wanggai dalam tayangan itu. Perempuan berusia 36 tahun itu menyatakan bahwa anak kandungnya itu tidak lagi diasuhnya sejak dua tahun terakhir dan dititipkan kepada neneknya di Jayapura, sedangkan ia sendiri tinggal di Manokwari setelah berpisah dengan Yunus Wanggai. Menurut pengakuan sang nenek, Anike diambil oleh Yunus tanpa memberitahu ke mana akan membawa Anike.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006