Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan penelitian dan pengembangan menjadi fondasi bangsa Indonesia untuk bersaing di tingkatan global.
“Penelitian dan pengembangan harus menjadi fondasi terkuat bangsa ini berpijak untuk berlari lebih kencang dalam pertarungan teknologi masa depan,” katanya dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Dia menyatakan PDIP meyakini bahwa langkah maju bangsa harus berawal dari kekuatan "research and development" yang andal. Dengan demikian akan menjadikan Indonesia kembali menjadi pemimpin bangsa-bangsa di dunia.
Untuk mencapai itu, PDIP mengedepankan misi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indonesia harus membangun kepemimpinan untuk dunia karena tahun 1960 sudah dibuktikan bagaimana Indonesia menjadi pemimpin bangsa-bangsa Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Baca juga: Hasto Kristiyanto jelaskan sikap PDIP terkait politik dinasti
“Itulah tugas kita bersama, mengakar dalam seluruh perikehidupan rakyat untuk masa depan bangsa Indonesia menjadi pemimpin bangsa bangsa di dunia,” kata Hasto.
Penegasan itu disampaikan Hasto dalam diskusi Election Corner bertema "Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024" yang diselenggarakan Fisipol UGM Yogyakarta.
Hasto mengatakan dalam konteks menjadi pemimpin bangsa-bangsa di dunia, maka Indonesia harus membangun diri sejalan dengan tantangan aktual yang ada.
Ia mengatakan PDIP menyadari bahwa revolusi teknologi sudah mengubah banyak sendi kehidupan sehingga PDIP bersama seluruh kader harus berubah dengan menjadikan teknologi digital sebagai teknologi yang memberi dampak kesejahteraan.
Baca juga: PDIP tak campuri kedaulatan partai lain usung Anies di Pemilu 2024
Sementara itu, Dekan Fisipol UGM Yogyakarta Wawan Mas’udi mengatakan pihaknya membuka diri dan memastikan adanya ruang dialog dengan partai politik demi memastikan Pemilu 2024 mengarah ke bentuk pemilu berkualitas.
Indonesia sering dikatakan sebagai negara demokratis terakhir yang bertahan di Asia Tenggara. Itu pun kualitas demokrasinya dipertanyakan, disebut stagnan dan mulai menurun.
“Maka kita arahkan agar politik Indonesia harus berbasis ide, program, dan ideologi bukan berbasis transaksional, patronase, dan bentuk politik lain yang tak sehat,” katanya.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022