"Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, yang punya mammogram di bawah 100 kabupaten/kota," kata Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kemenkes: 60-70 persen kanker payudara didiagnosis pada stadium lanjut
Menurut Budi, situasi itu membuat 80 persen perempuan di Indonesia tidak bisa mendeteksi dini kanker payudara.
Budi mengatakan mammogram berguna sebagai alat mencegah terjadinya keparahan kanker payudara melalui metode deteksi dini yang akurat.
Upaya pemenuhan alat mammogram di seluruh fasilitas rumah sakit dibutuhkan, sebab kanker yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan adalah kanker payudara.
“Kanker lebih baik dideteksi sedari dini. Jangan dideteksi setelah stadium tiga atau empat. Deteksinya yang paling gampang adalah dengan Sadanis (periksa payudara secara klinis) dan Sadari (periksa payudara sendiri)," katanya.
Baca juga: Pemeriksaan payudara untuk deteksi kanker bisa dilakukan sejak remaja
Baca juga: Masyarakat diminta deteksi dini kanker payudara lewat Sadari-Sadanis
Dikatakan Menkes Budi, pemerintah sudah berkomitmen sampai tahun 2024 seluruh rumah sakit provinsi di Indonesia akan dilengkapi dengan alat mammogram.“Saya pa stikan 2024 sudah punya mammogram di 514 kabupaten/kota. Yang paling penting adalah hidup sehat jangan terkena kanker,” katanya.
Pemenuhan kebutuhan mammogram untuk skrining merupakan implementasi dari transformasi kesehatan bidang Layanan Primer.
Menkes Budi melakukan transformasi kesehatan melalui enam pilar, yakni pilar layanan primer, pilar layanan rujukan, pilar sistem ketahanan kesehatan, pilar sistem pembiayaan kesehatan, pilar SDM kesehatan, dan pilar teknologi kesehatan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022