Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan kepada pemerintah daerah (pemda) di wilayah Jabar untuk melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, genangan tinggi, longsor, dan lain sebagainya.
Rekomendasi itu dikeluarkan BMKG terkait dengan upaya dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan ini di wilayah Jawa Barat, pada periode 9 hingga 15 Oktober 2022.
"Kami juga merekomendasikan penataan kondisi lingkungan seperti merapihkan pohon yang tinggi dan dapat membahayakan jika terjadi hujan lebat disertai angin kencang," kata Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari dalam keterangan persnya, Senin.
Selain itu, BMKG juga merekomendasikan pemda untuk melakukan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).
"Kami juga merekomendasikan pemda untuk lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antarpihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi," kata dia.
Baca juga: 14 titik wilayah Puncak Bogor diterjang banjir dan longsor
Kemudian Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten dan Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.
BMKG juga mengingatkan tentang potensi gelombang tinggi pada tanggal 08 - 14 Oktober 2022, juga terdapat potensi gelombang tinggi di sebagian perairan wilayah Indonesia termasuk di samudera Hindia selatan Jawa (juga mencakup perairan selatan Jawa Barat) yang mencapai 2.5 hingga 4.0 meter.
Sebelumnya, BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem sebelumnya untuk periode 2 hingga 8 Oktober 2022, dan berdasarkan analisis terkini bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi meningkatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan, termasuk Jawa Barat.
Hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Kemudian masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin juga secara tidak langsung masih akan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk sebagian wilayah Jawa Barat dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Pakar: Program mitigasi perlu dioptimalkan guna antisipasi banjir
Baca juga: BMKG minta masyarakat waspada gelombang tinggi di beberapa perairan
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022