Stadion sepak bola perlu memiliki tribun khusus untuk penonton atau orang tua yang membawa anak-anak.
Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Komisioner Perlindungan Anak Seluruh Indonesia (PKPAID) Erry Syahrial menggalakkan Gedung Olahraga (GOR) ramah anak di Tanah Air agar anak-anak lebih merasa aman dan nyaman saat menyaksikan perhelatan olahraga.
"Salah satu ukuran suatu daerah layak anak, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana olahraga ramah bagi anak," katanya di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Senin.
Ia mencontohkan stadion sepak bola yang dinilai perlu memiliki tribun khusus untuk penonton atau orang tua yang membawa anak-anak.
Tribun khusus itu, katanya, didorong berada di dekat pintu keluar stadion, sehingga mempermudah akses evakuasi ketika timbul kerusuhan dalam pertandingan sepak bola.
Di samping itu, aparat keamanan dan panitia pelaksana pertandingan sepak bola tentu lebih mudah menyelamatkan anak-anak apabila terjadi kerusuhan, mengingat sejak awal mereka sudah mengetahui posisi duduk penonton dengan tribun khusus tersebut.
"Anak-anak harus jadi prioritas diselamatkan di tengah kerusuhan dalam kompetisi olahraga, seperti sepakbola," katanya.
Baca juga: KPAI: Perlu evaluasi total penyelenggaraan pertandingan sepak bola
Baca juga: Mia Beutik soroti pengamanan perempuan dan anak di tragedi Kanjuruhan
Menurutnya anak-anak rawan menjadi korban konflik dalam pertandingan olahraga, karena si anak cenderung sulit menyelamatkan diri apabila dalam posisi berdesakan di tengah-tengah keramaian.
"Kecuali sudah remaja, tapi kalau anak-anak di bawah 12 tahun berbahaya berada dalam keramaian, apalagi tanpa pengawasan orangtua," kata Erry Syahrial .
Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Batam itu pun turut prihatin atas meninggalnya korban anak dalam tragedi kerusuhan saat pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPA) korban anak yang meninggal dalam tragedi mencapai 35 jiwa.
Ia mengatakan tragedi di Satdion Kanjuruhan itu patut jadi pembelajaran bersama oleh pemerintah dan pihak-pihak terkait dunia olahraga, salah satunya dengan membenahi sistem pertandingan sepakbola ramah anak supaya kejadian serupa tak terulang lagi pada kemudian hari.
"Itu tadi, tribun khusus olahraga, bisa menjadi opsi untuk menjamin keamanan dan kenyamanan anak-anak ketika menonton pertandingan olahraga yang mereka sukai," demikian Erry Syahrial.
Baca juga: Menteri PPPA: Wujudkan stadion sepak bola ramah perempuan anak
Baca juga: KPPPA: Korban anak yang meninggal di tragedi Kanjuruhan jadi 35
Baca juga: Beri perlindungan untuk anak dengan area khusus di stadion
Baca juga: Menteri PPPA: Mitigasi kondisi darurat di stadion perlu dievaluasi
Pewarta: Ogen
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022