Kuala Lumpur (ANTARA) - Keraguan terhadap daya saing produk-produk pendukung industri hulu minyak dan gas (migas) nasional di kawasan regional, akhirnya runtuh. Ajang internasional bertajuk "Oil and Gas Asia" (OGA) 2022 di Kuala Lumpur menggusurnya dan mengubah keraguan itu menjadi rasa optimistis bahwa produk nasional berdaya saing.
"Oil and Gas Asia" (OGA) 2022 pada 13-15 September merupakan ajang eksibisi internasional migas pertama pascapandemi COVID-19 yang diikuti oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama PT Pertamina (Persero).
Malaysia yang telah memasuki masa transisi menuju endemik, dan mulai membuka pintu perbatasan mereka dengan lebar, sehingga eksibisi, ajang olah raga, kongres dunia, tur musik dunia, hingga konferensi internasional sudah digelar di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Wilayah Persekutuan Putrajaya, maupun negeri-negeri lainnya. Semua sukses terselenggara dengan jumlah pengunjung yang besar.
Begitu pula dengan OGA 2022 yang juga ramai pengunjung. Bahkan hingga menjelang berakhirnya eksibisi di Kuala Lumpur Convention Center tersebut, Paviliun Indonesia juga tidak pernah sepi dari kunjungan operator migas dari berbagai negara.
Bukan transaksi instan memang, namun penjajakan para operator migas internasional menjadi peluang bagi 20 perusahaan dan pabrikan produk pendukung operasional industri sektor hulu migas nasional untuk melebarkan sayap mereka di kawasan regional. Selanjutnya, hanya tinggal uji kelayakan (due diligence) yang perlu mereka tindak lanjuti.
Mereka menawarkan produk berupa Sistem Pompa Submersible Listrik (ESPS), casing dan tubing khusus untuk industri minyak dan gas, pipa baja untuk jalur pipa migas hingga layanan jasa pengeboran. Semua berdasarkan kemampuan dan kapasitas profesional karya anak negeri.
Dengan prestasi mereka melayani para operator migas nasional selama ini, menaklukkan pasar regional bahkan global rasanya bukan hal sulit.
Dukungan melalui Kapnas
Keikutsertaan 20 perusahaan dan pabrikan produk pendukung operasional industri sektor hulu migas nasional tersebut dalam OGA 2022 sebagai tindak lanjut dari Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II yang baru selesai digelar pada 27-28 Juli lalu di Jakarta Convention Center.
Forum kolaborasi berbagai pemangku kepentingan itu memang tujuan utamanya membantu menampilkan industri binaan hulu migas, dan meningkatkan kepedulian seluruh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan perusahaan guna memaksimalkan penggunaan produk barang dan jasa dalam negeri dalam mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di 2030.
Semua mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri, serta Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.
Kontribusi industri migas terhadap bidang usaha lainnya seperti pada industri penunjang migas, sektor ketenagakerjaan, UMKM, transportasi, pariwisata hingga kesehatan pada 2020 hingga Maret 2022 cukup besar, mencapai Rp143,6 triliun. Sedangkan penerimaan negara dari industri tersebut hingga Juni 2022 mencapai 9,7 miliar dolar AS atau sekitar 97 persen dari target APBN 2022.
Namun, menurut Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin dari angka yang terbaca itu masih ada pekerjaan rumah, salah satunya meningkatkan kapasitas nasional melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan juga sektor industri, sehingga memperkuat peran Indonesia dalam upaya pemulihan ekonomi nasional krisis kesehatan maupun ekonomi global.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, terus mendorong kemajuan industri migas di kancah internasional, dengan berharap semakin banyak industri penunjang migas yang mampu bersaing di tingkat internasional.
Forum Kapasitas Nasional II di Jakarta menjadi kontribusi pemerintah menjembatani peningkatan kemampuan produsen dalam negeri, sehingga penggunaan produk untuk industri sektor hulu migas semakin meningkat dan mampu bersaing secara global, ujar dia.
Sedangkan OGA 2022 di Kuala Lumpur, menjadi jembatan perusahaan dan pabrikan produk pendukung operasional industri sektor hulu migas nasional untuk menembus pasar regional dan global.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, mengatakan sebelum Forum Kapnas II, pada Mei 2022, seleksi perusahaan dan pabrikan sudah dilakukan di lima provinsi, yakni Surabaya, Batam, Sorong, Balikpapan, Palembang. Dari sana terseleksi mereka yang memiliki kapasitas untuk dibawa ke level regional.
Pada pembukaan Paviliun Indonesia, tidak hanya CEO Petronas Datuk Tengku Taufik, Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Dato' Sri Hajah Nancy Haji Shukri yang kebetulan ikut hadir di sana, cukup terkejut dengan kemampuan pabrikan penyokong industri hulu migas Indonesia. Ada produk-produk untuk industri hulu migas yang ternyata baru Indonesia dan Italia yang mampu memproduksinya.
Alhasil, Petronas tertarik untuk menggunakannya dan ingin belajar bagaimana program Forum Kapasitas Nasional itu dapat mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia di industri sektor hulu migas, hingga mampu meningkatkan capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Dari sana, Petronas akan bertandang dan membicarakan bagaimana model kerja sama yang lebih baik di sektor hulu migas antara Indonesia dan Malaysia nantinya.
Berlanjut ke ADIPEC
Tidak berhenti di ajang regional, Presiden Joko Widodo melalui Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Erwin mengatakan bahwa program Forum Kapnas akan dilanjutkan di bulan Oktober ini, dengan memilih lima hingga tujuh perusahaan yang mampu bersaing memasarkan produknya ke Timur Tengah.
"Jadi kita akan buka lagi yang seperti ini, kerja sama dengan Pertamina 'full'. Itu nama forumnya ADIPEC. Lebih besar lagi dari OGA, itu benar-benar levelnya mendunia, (jadi yang ikut seharusnya perusahaan) ke mana-mana sudah sanggup," ujar Erwin Suryadi.
Keikutsertaan dalam ajang internasional seperti OGA dan ADIPEC 2022 menjadi program pertama dari Forum Kapasitas Nasional.
SKK Migas memiliki program kedua, di mana saat ini mereka masih mencoba menetapkan tim teknis maupun tim ahli dari KKKS dan Pertamina, Petronas, ACML, Exxon untuk memberikan pendampingan setiap produk yang dikembangkan perusahaan ataupun pabrikan pendukung industri sektor hulu migas Indonesia.
Pada 2022, ada 45 perusahaan yang sedang menjalani penilaian dan pembinaan. Sebelumnya sudah ada 29 yang menjalaninya. "Itu bisa lulus bisa tidak. Nah, kalau nanti lulus, akhir tahun kita akan beri 'award' sebagai apresiasi setelah mereka lulus kualifikasi, dan bahwa bahwa produk dalam negeri ini tidak bisa tidak, harus digunakan di dalam negeri," ujar dia.
Dengan penyaringan ketat dan pendampingan dari tim teknis dan ahli tentu harapannya produsen di level lokal atau provinsi menjadi lebih tertantang untuk memproduksi produk yang lebih baik lagi hingga mampu bersaing ke level nasional, sebelum akhirnya dibawa ke forum-forum Asia Pasifik hingga global.
Dari Paviliun Indonesia di dekat "menara kembar" di pusat Kota Kuala Lumpur, perusahaan dan pabrikan pendukung sektor hulu migas Indonesia berharap mampu berkontribusi dalam mempercepat bangkitnya ekonomi nasional melalui daya saing yang kuat.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022