Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat berbicara melalui telepon pada Minggu (10/10) sepakat bahwa ancaman terbaru nuklir Rusia "tidak bertanggung jawab" dan mobilisasi parsialnya merupakan "kesalahan serius".

Laporan isi pembicaraan telepon Scholz dan Biden itu dikeluarkan oleh pemerintah Jerman.

Pembicaraan antara Kanselir Jerman dan Presiden AS difokuskan membahas persiapan pertemuan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Kelompok 20 (G20) mendatang yang akan membahas invasi Rusia ke Ukraina dan konsekuensinya, menurut pernyataan itu.

Pembicaraan itu disebutkan berlangsung selama hampir satu jam.

Kedua pemimpin sepakat untuk tidak pernah menerima pencaplokan Rusia atas wilayah Ukraina dan menyebut upaya pencaplokan itu sebagai tindakan yang meningkatkan ketegangan, demikian isi pernyataan pemerintah Jerman tersebut.

Scholz dan Biden setuju bahwa mobilisasi parsial Rusia menunjukkan "harga pahit" yang harus dibayar Rusia atas kesalahan perhitungan Presiden Vladimir Putin.

"Kedua pemimpin mengkritik ancaman nuklir terbaru Moskow sebagai langkah tidak bertanggung jawab dan sepakat bahwa langkah seperti itu akan memiliki konsekuensi yang sangat serius bagi Rusia," bunyi pernyataan itu.

Terkait topik serangan terhadap jaringan pipa gas Nord Stream, kedua pemimpin sepakat bahwa sabotase infrastruktur penting akan ditangani dengan tegas, demikian isi pernyataan pemerintah Jerman itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Scholz: Putin harus akui tak bisa menangi perang Ukraina

Baca juga: AS akan tambah pasokan peluncur roket untuk Ukraina

Menhan Rusia instruksikan tentara intensifkan aksi ke segala arah

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022