Program pelatihan yang dinamakan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan ini akan hadir di 37 provinsi di Indonesia secara serentak.
Septiaji Eko Nugroho, Ketua Umum Mafindo, menyatakan bahwa Tular Nalar bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin penduduk lansia. Menurut Septiaji, masih ada banyak penduduk lansia yang tinggal di area-area terpencil yang masih kurang memahami cara kerja internet.
Baca juga: Asosiasi: e-commerce gencar beri pelatihan literasi digital ke UMKM
“Pengetahuan mereka yang kurang memadai menjadikan mereka sebagai sasaran empuk untuk berbagai modus penipuan digital dan misinformasi. Oleh karena itu, kita berharap program ini dapat membantu mereka menyaring informasi di internet dan menjadi lebih kritis dalam menerima informasi,” ungkap Septiaji dikutip dari siaran pers yang diterima pada Minggu.
Akademi Digital Lansia diadakan untuk membantu penduduk lanjut usia dalam berselancar di internet dengan aman, sementara Sekolah Kebangsaan dirancang untuk membantu pemilih pertama dalam menyaring informasi selama periode pemilihan umum.
Topik-topik yang termasuk dalam program pelatihan ini di antaranya adalah dasar-dasar perlindungan data pribadi, navigasi YouTube untuk lansia, kiat-kiat aman bertransaksi digital, serta teknik-teknik identifikasi hoax dan pencegahan ujaran kebencian di ranah digital. Sebanyak 405 relawan dan mitra dari Mafindo di seluruh Indonesia akan bergabung dalam pelatihan ini sebagai fasilitator.
Beberapa di antara peserta yang bergabung di program Akademi Digital Lansia berasal dari Komunitas PKK Denpasar, Kelompok Informasi Masyarakat Denpasar, Komunitas Wulan, serta komunitas panti wreda. Sementara itu, Sekolah Kebangsaan akan melibatkan peserta dari murid-murid Politeknik Kesehatan Denpasar (Poltekkes), SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar, serta mahasiswa dari Universitas Udayana. Para peserta ini akan langsung menghadiri program segera setelah acara peluncuran berlangsung.
Acara peluncuran ini juga akan dimeriahkan oleh lomba line dance dan talk show mengenai pentingnya keterlibatan lansia dalam gerakan literasi digital. Beberapa tamu undangan yang akan menghadiri peluncuran ini adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bali, Gede Pramana, S.T., M.T, perwakilan komunitas lansia Grace Simon, and Ketua Umum Mafindo, Septiaji Eko Nugroho.
Santi Indra Astuti, Project Manager Tular Nalar 2022, percaya bahwa pelatihan-pelatihan itu berperan penting dalam menciptakan rasa aman dan nyaman dalam menggunakan media sosial.
Kurikulum dalam program pelatihan ini telah dirancang secara khusus untuk menjawab dilema dimana penduduk lanjut usia menjadi sasaran empuk kejahatan siber karena kurangnya kesadaran dalam perlindungan data pribadi. Di saat yang bersamaan, generasi muda yang mendominasi ranah media digital kerap menjadi pelaku penyebaran misinformasi maupun kejahatan siber.
“Setelah melalui berbagai riset, diskusi kelompok terarah dan kelas pilot, dengan senang hati kita mengumumkan bahwa kita telah berhasil merancang kurikulum yang paling cocok untuk sesi pelatihan ini. Materi pembelajaran juga telah kami rancang sedemikian rupa agar mampu memenuhi kebutuhan para lansia yang awam dengan teknologi digital,” kata Santi.
Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, mengungkapkan bahwa seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, literasi digital memiliki peranan penting untuk membantu kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan karena terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses teknologi.
“Melalui upaya inklusi digital, tidak akan ada masyarakat yang tertinggal terlepas dari latar belakang, usia dan identitas mereka. Dengan merangkul para lansia dan mengajari mereka kemampuan literasi digital dasar, Tular Nalar telah membantu mereka dalam menikmati ruang digital seperti masyarakat lainnya,” kata Semuel.
I Wayan Koster, Gubernur Bali, menyambut Tular Nalar dengan tangan terbuka dan berharap program ini dapat memberikan manfaat pada penduduk lansia. Menurut Wayan, isu-isu seputar kesulitan lansia dalam beradaptasi dengan dunia digital kerap diabaikan.
“Saya percaya bahwa program Tular Nalar dapat menjembatani jurang antara penduduk lanjut usia dan lingkungan modern masa kini, serta membantu mereka beradaptasi dengan transisi digital,” ujar Wayan.
Gede Pramana, S.T., M.T, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bali (Diskominfo), mengungkapkan bahwa hak digital adalah bagian dari hak asasi manusia, yang sudah selayaknya turut dipraktikkan oleh penduduk lansia.
“Memberikan mereka akses kepada teknologi informasi melalui smartphone saja tidak cukup, kita juga harus memandu mereka agar mereka dapat menjelajah ranah digital dengan aman dan nyaman,” ujar Gede.
Baca juga: Tular Nalar luncurkan website untuk bantu Anda berpikir kritis
Baca juga: Titik tengah tingginya konsumsi internet dan literasi media sosial
Baca juga: Kemenkominfo gandeng Unima berikan pelatihan digital pada mahasiswa
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022