Jakarta (ANTARA) - Penyanyi dangdut Alam Alatas atau yang lebih dikenal sebagai Alam Mbah Dukun membuat heboh Synchronize Fest 2022 hari kedua di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (8/10) malam.
Generasi milenial mungkin sudah tidak asing saat mendengar nama Alam. Namun bagi anak-anak Gen Z, ini adalah sesuatu yang baru.
Dengan gaya busana ala Michael Jackson, Alam memainkan lagu-lagu bernuansa rock dangdutnya yang khas. Penampilan malam itu, dibuka dengan lagu "Sabu-Sabu".
Baca juga: Synchronize Fest dipastikan kembali pada 2022 usai dua tahun absen
Lagu ini pernah menjadi hits pada tahun 2002. "Sabu-Sabu" juga memiliki lirik yang sederhana dan bercerita tentang kegiatan sarapan bubur.
Penonton cukup hafal dengan lagu ini dan ikut bernyanyi bersama Alam. Ditambah lagi dengan hentakan gendang yang membuat ingin bergoyang.
Meski memiliki sejumlah lagu, Alam juga membawakan single milik band lain seperti "Berakit-Rakit" dari Jamrud dan "Lagu Sexy" punya Kapten.
"Masih pada kuat berdiri? Aku kalau lagi nyanyi memang jarang ngomong ya. Buat joget aja udah bikin ngos-ngosan, ditambah disuruh ngomong," ujar Alam disambut tawa penonton.
Penampilan Alam memang sangat atraktif, dari berjoget seperti Michael Jackson hingga berlarian di panggung. Belum lagi nada-nada tinggi pada tiap lagu yang dibawakan.
Alam sendiri terlihat tampak terengah-engah dan mengambil jeda yang cukup lama sebelum bernyanyi kembali.
Saat yang paling ditunggu-tunggu adalah ketika "Mbah Dukun" dilantunkan. Ini adalah lagu yang membuat namanya dikenal di industri hiburan.
Seluruh penonton ikut bernyanyi bersama Alam. Bahkan lagu ini sampai dimainkan dua kali lantaran banyak yang meminta diulang.
"Saya ucapkan terima kasih yang udah datang ke sini. Terima kasih banyak buat yang sudah mendukung musik lokal," kata Alam sebelum berpamitan.
Baca juga: Nostalgia album "My Diary" Mocca di Synchronize 2022
Baca juga: David Bayu akui panik tampil sendiri di panggung
Baca juga: 3Diva tuntaskan kerinduan manggung dengan musik koplo
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022