Jakarta (ANTARA) - Praktik mindfulness tidak hanya dapat diterapkan anak dalam pembelajaran tetapi juga diterapkan oleh para guru agar pengajaran dapat dilakukan secara holistik.
Mindfulness atau praktik yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan fokus pada lingkungan serta dapat merasakan emosi yang ada. Praktik tersebut mulai banyak diterapkan di lingkungan sekolah. Dengan praktik mindfulness tersebut, siswa mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat melatih kesadaran diri mereka.
Dengan demikian, dapat membantu siswa dalam mengembangkan dan menerapkan keterampilan pemusatan perhatian dalam kehidupan sehari-hari.
“Anak yang mindful atau memiliki kesadaran penuh, akan memiliki pengendalian diri yang baik dan siap dalam pembelajaran apapun,” ujar Kepala Sekolah TK dan SD Global Sevilla School, Aderini Kencana.
Siswa yang memiliki kesadaran penuh tersebut pada akhirnya memiliki korelasi dengan pencapaian akademik yang baik, dan akan berpengaruh pada kehidupan mereka pada masa yang akan datang. Hal itu sudah dibuktikan dari berbagai penelitian yang dilakukan para ahli. Bahkan penerapan terapi mindfulness juga merupakan cara yang efektif bagi guru di sekolah atau konselor dalam mengatasi kenakalan remaja pada siswa yang berasal dari keluarga tidak utuh.
Saat ini, praktik mindfulness tersebut sudah diberlakukan di sebagian besar sekolah di Inggris sejak 2019. Sejumlah sekolah di Indonesia pun menerapkan praktik baik tersebut termasuk di Global Sevilla. Sekolah tersebut merupakan salah satu pelopor penerapan mindfulness dalam pembelajaran di Tanah Air.
Praktik baik mindfulness diterapkan tidak hanya dalam pembelajaran tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari siswa. Aderini memberikan contoh penerapan mindful saat makan, yang mana siswa akan berusaha mengapresiasi makanan yang ada di hadapannya. Serta melakukan refleksi bagaimana proses perjalanan makanan hingga terhidang di meja makan.
Dengan demikian akan timbul, apresiasi pada makanan, pada alam sekitar dan pada masyarakat yang telah bekerja keras dalam menghadirkan pangan tersebut sehingga bisa disantap.
Melalui praktik tersebut, siswa pun menghargai apapun makanan dan minuman yang ada, serta tidak mudah membuang makanan. Tak hanya bagi siswa, mindfulness juga dapat membantu guru dalam pengajaran agar berlangsung optimal.
“Kalau dulu mungkin kita menemui guru yang killer atau galak, tapi dengan praktik mindfulness, guru dapat mengembangkan diri lebih baik lagi. Guru menjadi lebih sensitif dalam melihat anak dan mampu mengenali kelebihan serta kekurangan anak. Sehingga pendidikan dapat berlangsung secara holistik,” kata Aderini menjelaskan.
Dalam proses belajar-mengajar pun, guru berorientasi pada pengembangan siswa. Tidak menjadikan siswa sebagai obyek melainkan sebagai subyek. Guru juga dengan mudah mengenali potensi yang ada pada diri anak tersebut.
Selain itu, mindfulness juga membantu siswa agar fokus dalam membaca. Biasanya sebelum membaca, siswa diminta untuk melakukan mindfulness melalui menghirup dan mengeluarkan nafas secara teratur. Setelah 10 menit, maka konsentrasi siswa dalam membaca pun semakin meningkat. Mindfulness tersebut juga membantu siswa agar tidak mudah tergoda dengan berbagai hal yang bukan menjadi fokus utama. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang memudahkan anak mudah terganggu dengan hal - hal lain
Pada peringatan 20 tahun Global Sevilla, dilakukan praktik mindfulness di berbagai bidang mulai melukis, main catur, memainkan alat musik, hingga minum teh. Proses tersebut dilakukan selama satu hari.
Seorang pengajar, Chris, mengatakan praktik mindfulness tersebut juga dapat dilakukan melalui permainan. Misalnya dengan permainan tebak benda, yang mana siswa menggunakan indra perabanya dan kemudian merasakan benda apa yang dipegangnya tersebut.
"Mindfulness ini juga bisa diterapkan di berbagai kegiatan lainnya seperti melukis dan juga bermain musik," kata Chris lagi.
Sebelumnya, psikolog anak Samanta Elsener mengatakan mindful learning atau pembelajaran bermakna merupakan keadaan ketika memiliki kesadaran mental mengenai apa yang sedang terjadi, fokus terhadap hal yang sedang dipelajari, dan menerima apa yang sedang diajarkan, termasuk perbedaan pendapat di dalamnya.
Aspek mindfulness
Terdapat tiga aspek yang diperhatikan dalam mindfulness yakni penerimaan, perhatian dan pengetahuan. Pada aspek penerimaan, siswa mampu menerima berbagai pandangan dan pendapat orang lain.
Kemudian pada aspek pengetahuan, siswa menyadari kegunaan dari ilmu yang dipelajarinya dalam mencapai cita-cita. Berikutnya, perhatian yakni mengkondisikan anak agar bisa fokus belajar sesuai dengan gaya belajar.
Orang tua juga dapat berperan dalam menghadirkan pembelajaran mindfulness, yakni dengan menyadarkan anak belajar bukan kewajiban melainkan hak.
Anak perlu mengetahui bahwa belajar merupakan hak dan bukan kewajiban. Sehingga anak tidak terpaksa dalam menjalani pembelajaran. Orang tua juga dapat melakukan pendampingan, misalnya dengan menonton video pembelajaran dan kemudian memberikan pertanyaan untuk melatih kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, orang tua juga orang tua perlu mengkondisikan lingkungan belajar yang baik. Sehingga situasi belajar menjadi kondusif.
Dalam pengasuhan, praktik itu juga dapat membantu dan mengenali perasaan dan emosi anak, serta menunjukkan keberadaan dan rasa cinta pada anak. Orang tua juga perlu menyadari dan lebih peka terhadap berbagai macam komunikasi anak.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022