Makassar (ANTARA) - Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad, mengatakan sarjana jaman sekarang ini tidak cukup hanya menjadi orang pandai, namun juga harus inovatif.

“Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu berinovasi, mampu bekerja dengan kreasi-kreasi yang baru, bisa menciptakan barang baru, bisa menciptakan teknologi baru inilah yang dinamakan inovasi,” kata, Prof Lincolin dalam sambutannya pada Wisuda Diploma, Sarjana, Profesi, dan Pascasarjana ke-77 Unismuh di Makassar, Sabtu.

Prof Lincolin menekankan IPK (Indek Prestasi Kumulatif) hanya salah satu modal untuk mencapai kesuksesan. Alumni Unismuh, katanya, harus memiliki integrasi dan inovasi, “Bukan hanya pintar, kutu buku, IPK yang tinggi, tapi inovasi, menciptakan sesuatu yang baru, itu baru jempol.”

Ia mengatakan, dirinya hampir sepekan bersama mahasiswa Samarinda untuk kuliah daring di masa COVID-19. Hampir tidak ada yang kosong. Hampir semua bisa ia isi kalau tidak bersamaan. “Nah, inilah kemajuan yang kita nikmati. Itu adalah buah dari inovasi,” ujar Lincolin.

Baca juga: Pakar telemedisin Italia berbagi ilmu di FKIK Unismuh Makassar

Baca juga: Tim akreditasi internasional siap uji FKIK Unismuh Makassar

Menurut dia, kunci kemajuan bangsa adalah inovasi, yaitu Resarch and Development. Hal itu ia gambarkan dari contoh yang diberikan oleh peraih hadiah Nobel dalam bidang Ekonomi, Michael Robert.

“Ketika ia menerima hadiah Nobel, Michael Robert mengucapkan terima kasih pada pokok pikiran ekonom. Michael Robert menggunakan metode matematika ekonomitrika, dia gunakan modal-modal kuantitatif yang para ekonom sebelumnya hanya menggunakan pendekatan kualitatif,” kata Dosen FEB UGM ini.

Lincolin Arsyad berpesan kepada para wisudawan bahwa ilmu harus diterapkan dalam kehidupan sosial, “Kalau kita hanya belajar untuk diri kita sendiri, mungkin saudara tidak perlu kuliah di sini, belajar saja sendiri di rumah. Ilmu itu harus diterapkan untuk kehidupan yang lebih baik.

Menurut dia, perguruan tinggi sebesar Universitas Muhammadiyah Makassar harus memiliki pengajar yang doktor dan profesor, sehingga semakin berkualitas.

“Kemudian, untuk Pak Rektor, jangan lupa, teman-teman dosen yang belum doktor, segera diitik-itik, supaya segera berangkat doktor, di luar maupun dalam negeri,” ujarnya.*

Baca juga: Dosen Unismuh latih warga buat pakan ikan berbasis limbah sayur

Baca juga: Unismuh gelar sosialisasi akreditasi internasional Kemendikbudristek

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022