Jayapura (ANTARA) - Pengamat politik Papua dari Universitas Cenderawasih Diego Romario de menyebutkan ada tiga cara agar mendorong generasi milenial atau Gen Z ikut berpartisipasi dalam Pemilu 2024 di Bumi Cenderawasih.

"Pertama memanfaatkan media sosial sebagai wadah sosialisasi pemilu, sebab kaum milenial hampir setiap saat bersentuhan dengan media sosial," katanya kepada Antara di Jayapura, Sabtu (8/10).

Menurut Diego, kemudian kedua sosialisasi mengenai pemilu di sekolah dan kampus dalam bentuk seminar serta lomba bertemakan pemilu, dimana hal ini pernah dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri.

"Ketiga kami di kampus punya agenda akademik dengan melibatkan mahasiswa dalam beberapa kegiatan KPU dan Bawaslu, sehingga mahasiswa tidak hanya fokus pada penggunaan hak pilihnya saja tapi juga ikut ambil bagian sebagai pengawas partisipatif," ujarnya.

Dia menjelaskan dengan melakukan tiga cara tersebut maka kaum milenial pasti akan tertarik untuk terlibat dan ikut berpartisipasi dalam mengawasi jalannya pemilu serentak 2024 berjalan dengan lancar.

"Kini kaum milenial sudah terlibat dalam pengawasan partisipatif pada setiap tahapan pemilu selain itu juga jumlah pemilih meningkat," katanya.

Menurut Diego, berdasarkan data dari KPU jumlah pemilih pemula sudah mencapai 70 juta - 80 juta jiwa yang artinya 35 persen hingga 40 persen dari total keseluruhan suara datang dari kaum milenial.

"Hal tersebut dilihat dengan banyaknya kreasi kaum milenial dalam pembuatan video pada iklan pemilu bersih dan tolak politik uang," ujarnya.

Dia menambahkan dengan melihat potensi seperti itu menjadi potensi besar bagi kaum milenial untuk menentukan pemimpin pada 2024 mendatang.

"Dengan kekuatan generasi millennia dan juga pemilih pemula bisa mempengaruhi kebijakan negara yang mengakomodir kepentingan kaum milenial dan gen Z di kemudian hari. Jadi sudah seharusnya pemilih pemula dan gen z terlibat aktif dalam Pemilu 2024 nanti," ujarnya.

Pewarta: Qadri Pratiwi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022