Jakarta (ANTARA) - Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto menyampaikan komitmen Polri untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan dengan telah ditetapkannya enam orang tersangka.
Hal tersebut disampaikannya saat bertakziah ke rumah keluarga salah satu korban tragedi Kanjuruhan, Angger Aditya Permana, mahasiswa Prodi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kota Malang, Jawa Timur.
"Polri berkomitmen penuh untuk mengusut tuntas seperti apa yang telah di sampaikan oleh Bapak Kapolri," kata Kombes Budi sebagaimana pers rilis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Polri revisi regulasi pengamanan olahraga cegah Tragedi Kanjuruhan
Mewakili keluarga besar Polresta Malang Kota, ia pun menyampaikan duka cita dan bela sungkawa kepada keluarga korban maupun suporter Aremania yang menjadi korban dari tragedi Kanjuruhan.
"Menyampaikan belasungkawa dan duka cita yang mendalam atas wafatnya adik kita Angger, serta saudara saudari kita Aremania dan Aremanita yang menjadi korban dalam kejadian di Kanjuruhan," tuturnya.
Di akhir kunjungannya ke rumah duka, Kombes Budi berpesan agar sama-sama menjaga kondusifitas Kota Malang. Ia pun berharap agar peristiwa seperti tragedi Kanjuruhan itu tidak kembali terulang.
"Kami berempati kepada seluruh korban, semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini kedepannya, dengan adanya musibah ini menjadikan silaturahmi kita semakin erat, mari sama-sama bergandengan tangan kembali membangun Kota Malang," kata Kombes Budi.
Pada kesempatan itu, Hari Sunarko (55), orang tua Angger, juga berharap agar peristiwa serupa tak kembali terulang dan mendukung polisi untuk bisa mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan.
"Semoga ini kejadian yang terakhir dan tidak terjadi lagi sepakbola menimbulkan korban jiwa," kata Hari.
Ia lantas menceritakan bahwa sedari kecil anak keduanya tersebut menyukai sepak bola. Saking cintanya terhadap sepak bola, lanjut Hari, anaknya itu pun sempat masuk Arema Footbal Academy selama tiga tahun.
"Anak saya ikut akademi Arema saat Kelas 1 SMP hingga menjelang lulus. Ini anak saya, berposisi sebagai kiper. Ini fotonya saat di Akademi Arema tour ke Lamongan 20 November 2016,” ujarnya seraya menunjukkan foto anaknya.
Hari pun mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya tersebut sebagai sebuah takdir dan tidak menyalahkan pihak manapun.
"Saya sudah ikhlas atas kepergian anak kami pak, saya juga tidak menyalahkan siapa-siapa atas peristiwa ini, sudah menjadi takdir anak kami, insyaallah kami sekeluarga sudah ikhlas," ucap Hari.
Suasana duka masih menyelimuti rumah duka salah satu dari ratusan korban tragedi Kanjuruhan itu, di mana keluarga, sahabat dan masyarakat sekitar masih berdatangan mengucapkan belasungkawa di rumah duka.
Baca juga: TGIPF lakukan investigasi menyeluruh dalam usut tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Polri tindak tegas pelaku anarkis di luar Stadion Kanjuruhan
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan harus jadi duka terakhir sepak bola
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022