Jakarta (ANTARA) - Dua helai kain batik tulis sutra asal Indonesia menjadi hadiah khusus bagi Permaisuri Sultan Brunei Darussalam Paduka Seri Baginda Raja Isteri Pengiran Anak Saleha yang berulang tahun ke-76.
Hadiah itu disampaikan langsung di Istana Nurul Iman pada Jumat (7/10) oleh kepala perwakilan asing perempuan dan para istri kepala perwakilan asing di Brunei Darussalam, menurut keterangan KBRI Bandar Seri Begawan, Sabtu.
Istri Duta Besar RI untuk Bandar Seri Begawan Nani Sujatmiko menjelaskan hadiah berupa batik tersebut kepada sang permaisuri.
"Persembahan ini dibuat secara cermat oleh tangan terampil perajin batik di Indonesia selama enam bulan. Desain pada kedua kain batik ini mengambil inspirasi dari motif tradisional Jawa dan memiliki arti khusus (yang) disesuaikan untuk pemakainya," kata Nani.
Kedua kain batik yang diberikan kepada Permaisuri Sultan Brunei itu bermotifkan "banyu mili" dan "merak ngibing" yang sarat filosofi.
Banyu mili berarti air mengalir, yang mengandung makna harapan agar pemakainya akan terus mendapatkan kewibawaan dan rezeki yang mengalir seperti air. Merak ngibing mengandung filosofi hidup yang selalu rukun, tenteram, dan damai.
Kain batik merupakan sebuah karya seni, simbol warisan kebudayaan, dan identitas nasional Indonesia.
"Kami sangat bangga akhirnya bisa mempersembahkan bingkisan indah yang kaya makna dan filosofi ini," ucap Nani.
Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam Sujatmiko, yang juga Dean of Diplomatic Corps di Brunei Darussalam, menyatakan bahwa kunjungan dan hadiah yang diberikan menunjukkan saling perhatian dan eratnya tali silaturahmi antara kalangan korps diplomatik dan Kesultanan Brunei.
Baca juga: Peragaan busana batik WNI disorot media Taiwan
Baca juga: Perkumpulan WNI di Jenewa promosi kebaya di Hari Batik Nasional
Baca juga: Gadis cilik yang mengenalkan batik Karawang ke mancanegara
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022