Jakarta (ANTARA) - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki mengatakan strategi vaksinasi COVID-19 hingga mencapai 70 persen dari total populasi harus terus diterapkan di seluruh daerah, termasuk yang mengalami pelandaian kasus.

"Saat ini pandemi belum dinyatakan berakhir, baik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun kepala negara," kata dia dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Di Indonesia terdapat dua status kegawatdaruratan yang ditetapkan pemerintah terkait dengan pandemi, yakni Keppres Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 dan Keppres Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional.

Sebanyak dua kebijakan itu diambil pemerintah Indonesia merujuk pada penetapan status pandemi COVID-19 oleh WHO yang berpedoman pada ketetapan Public Health Emergency International Concern (PHEIC) sejak 30 Januari 2020.

Sri berpendapat bahwa strategi vaksinasi tetap harus dilaksanakan sesuai rencana untuk mencapai 70 persen dari total populasi di Indonesia.

Baca juga: ITAGI perkirakan vaksin COVID-19 masih jadi kebutuhan pada tahun 2023

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI per Jumat (7/10), cakupan vaksinasi yang melebihi target 70 persen peserta sasaran di antaranya dosis pertama mencapai 204,69 juta orang (87,23 persen), dan dosis kedua 171,31 juta orang (73 persen), dosis penguat 64 juta lebih penerima (27,28 persen) dari total masyarakat sasaran program vaksinasi COVID-19 mencapai 234,66 juta orang.

Menurut Sri, saat ini mayoritas daerah di Indonesia telah mencapai pelandaian kasus COVID-19, terutama pada kota/kabupaten di Pulau Jawa dan Bali dengan populasi terbanyak di Indonesia.

Berdasarkan analisa Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes RI per 3 Oktober 2022, laju kasus COVID-19 dalam dua pekan terakhir mengalami penurunan konsisten dari 2.298 menjadi 1.692 kasus.

Tetapi masih ada lima provinsi dengan peningkatan kasus tertinggi secara nasional, di antaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung.

"Transmisi penularan COVID-19 di masyarakat masih berlangsung, tampak dari laporan kasus baru setiap hari," katanya.

ITAGI menyimpulkan vaksinasi penguat harus tetap dilaksanakan untuk memberikan perlindungan yang optimal kepada masyarakat dari risiko infeksi virus corona.

Baca juga: ITAGI kumpulkan bukti ilmiah untuk vaksinasi COVID-19 pada balita
Baca juga: Satgas: Vaksin Indovac dan Inavac untuk booster tunggu ITAGI dan BPOM
Baca juga: ITAGI belum rekomendasikan vaksin dosis empat untuk masyarakat umum

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022