Malang (ANTARA News) - Memanasnya hubungan diplomatik Indonesia-Australia (Ausie) satu bulan terakhir tidak mempengaruhi kegiatan mahasiswa Negeri Kanguru itu di beberapa perguruan tinggi di Malang, Jatim. Menurut koordinator Australian Consortium for In Country Indonesian Studies (ACICIS) Dr.M. Mas`ud Saidn di Malang Rabu, sampai saat ini mahasiswa Australia di Malang tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa, belajar berbagai macam ilmu dan budaya bahkan mereka juga tetap melakukan kegiatan di luar kampus. "Kondisi politik yang memburuk antar kedua negara sama sekali tidak berpengaruh bagi mahasiswa Australia yang ada disini (Malang) hanya saja mereka kadang khawatir kondisi tersebut akan terus memicu meluasnya anti Australia di negeri ini (Indonesia)," katanya. ACICIS adalah organisasi mahasiswa Australia yang ada di Malang dan bermarkas di Unmuh Malang dan merupakan lembaga konsorsium 20 universitas di Auatralia yang memberikan kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk belajar budaya di Indonesia. Lebih lanjut dosen FISIP Unmuh Malang itu mengatakan, dari hasil diskusi intensif antara mahasiswa Australia dengan berbagai pihak itu disimpulkan bahwa memburuknya hubungan Indonesia-Australia lebih condong pada elit-elit politik saja. Bahkan kebijakan PM Australia John Howard yang memberikan visa dan suaka politik kepada 42 orang WNI asal Papua itu, katanya, tidak mencerminkan keinginan sebagian warga Australia dan hubungan antar masyarakat kedua negara termasuk di ACICIS sendiri tidak ada masalah sama sekali. "Informasi yang saya peroleh dari sahabat-sahabat saya yang ada disana (Australia), hubungan antar mahasiswa dan masyarakat Indonesia di sana juga tidak ada masalah sehingga bisa disimpulkan memburuknya hubungan diplomatik antar kedua negara tidak berimbas pada masyarakat termasuk mahasiswa," kata mantan mahasiswa Flinders University, Adelaide-Australia itu. Mahasiswa Australia yang menempuh pendidikan tinggi di Malang tersebar dibeberapa kampus yakni Unmuh Malang, Universitas Negeri Malang (UM) dan Unibraw.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006