Jakarta (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan bahwa hilirisasi penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas nasional ke depan.
"Hilirisasi itu isu jangka menengah hingga panjang, solusi penting untuk permasalahan struktural yang hanya bisa dilihat hasilnya bukan dalam hitungan satu atau tahun. Namun, hilirisasi sangat penting untuk daya saing dan produktivitas nasional di masa depan," kata Dzulfian dihubungi di Jakarta, Jumat.
Dzulfian mengatakan, Indonesia memiliki komoditas yang punya daya saing tinggi dibandingkan negara lainnya, di mana komoditas tersebut belum terlalu banyak nilai tambahnya.
"Banyak komoditas yang belum terlalu banyak ditambah nilainya, alias masih mentah sudah kita ekspor. Namun, ada komoditas yang punya masa depan cerah, yakni sawit, karet, dan nikel," ujar Dzulfian.
Diketahui, Presiden Joko Widodo mengarahkan hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam untuk terus dilakukan, agar komoditas mentah di Indonesia dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Menurut Presiden, kekuatan Indonesia adalah sumber daya alam melimpah. Wilayah luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia, pasti menjadi kekuatan besar Indonesia, jika dikelola secara bijak dan berkelanjutan.
Syaratnya harus dihilirkan dan diindustrikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional.
Hilirisasi nikel, misalnya, telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Pada 2014, ekspor hanya sekitar Rp16 triliun, tapi tahun 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun. Pada akhir 2022, diharapkan angkanya bisa mencapai Rp440 triliun.
Adapun Indonesia menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai litium global saat ini. Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah.
Baca juga: Menperin: Hilirisasi mineral langkah nyata dongkrak nilai tambah SDA
Baca juga: Bahlil akui hilirisasi tersandung kesiapan SDM
Baca juga: Wapres: Penguatan ekosistem Global Halal Hub permudah hilirisasi
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022