DWP Kemenag berikan santunan korban musibah MTsN 19 Jakarta

Ini ada sedikit santunan dari DWP Kemenag. Kami keluarga besar Kementerian Agama akan selalu membersamai pihak keluarga

Jakarta (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama (Kemenag) memberi santunan kepada keluarga siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Jakarta yang meninggal akibat tertimpa tembok roboh setelah diterjang banjir pada Kamis.

"Ini ada sedikit santunan dari DWP Kemenag. Kami keluarga besar Kementerian Agama akan selalu membersamai pihak keluarga," kata penasihat DWP Kemenag Eny Retno Yaqut saat mengunjungi keluarga korban, Jumat, di Jakarta.

Eny menyebut kehadirannya bersama sejumlah pengurus DWP Pusat dan Kanwil sekaligus ingin menunjukkan kepada keluarga korban bahwa mereka tidak sendirian.

Menurutnya, musibah yang membuat tiga siswa meninggal dan dua lainnya luka-luka itu menjadi perhatian serius DWP Kemenag.

"Kita semua berdoa semoga tiga siswa yang meninggal 'husnul khatimah', ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Meninggal dalam keadaan syahid," kata dia.

Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur kawasan Pondok Labu pada Kamis menyebabkan gedung MTsN 19 Jakarta Selatan teredam banjir. Bahkan, ada tembok pembatas yang roboh hingga membuat tiga orang meninggal dan dua siswa dirawat di rumah sakit.

Menag Yaqut Cholil Qoumas beserta jajaran Ditjen Pendidikan juga sudah meninjau MTsN 19 Jaksel. Menag menegaskan akan merenovasi total madrasah yang lokasinya sering mengalami banjir.

Di samping itu, Yaqut meminta seluruh jajaran Kemenag untuk melakukan investigasi terhadap bangunan sekolah yang ada di bawah naungan Kemenag, guna mengantisipasi agar kejadian serupa tak terulang.

Untuk proses belajar mengajar, Menag memastikan bahwa siswa MTsN 19 Jakarta Selatan bisa segera dilakukan kembali. Menag mengaku sudah mengkoordinasikan hal itu dengan MAN 11 Jakarta, madrasah yang paling dekat dengan lokasi musibah.

"Hari ini akan kita mulai prosesnya (renovasi gedung). Tidak boleh lagi ditunda. Agar anak-anak segera belajar," demikian Menag.