Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meminta pihak sekolah untuk memastikan fasilitas belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan telah aman dan layak digunakan pascabencana banjir yang melanda.
"Harus dipastikan fasilitas belajar itu aman ya. Kalau masih belum dianggap aman, maka sebaiknya dicarikan cara lain di mana proses belajar mengajar tetap dilaksanakan, tetapi juga tidak menempatkan anak dalam kondisi rentan," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar, kepada ANTARA, di Jakarta, Jumat.
Nahar mengatakan pihak sekolah bisa melakukan aktivitas belajar mengajar secara daring sementara waktu sambil menunggu perbaikan fasilitas sekolah.
Baca juga: Kemenag segera renovasi gedung MTsN 19 Jakarta
"Hal tersebut penting untuk mencegah terjadinya bencana serupa karena saat ini sedang musim hujan," katanya.
Nahar juga mengimbau seluruh satuan pendidikan, terutama yang berada dalam wilayah rawan bencana untuk berupaya melakukan pencegahan dengan pelatihan pengurangan risiko bencana.
Dengan adanya pelatihan tersebut, menurut dia, warga satuan pendidikan dapat terlatih untuk menyelamatkan diri pada waktu terjadi bencana.
Baca juga: Kemen PPPA kirim tim tangani korban tembok roboh MTsN 19
"Misalnya menghindari posisi-posisi yang rawan, seperti tembok yang rentan roboh, ada di saluran-saluran yang kemungkinan terjadi longsor dan lain-lain, sehingga ini dapat mengurangi risiko-risiko terhadap anak," katanya.
Sebelumnya, tembok pembatas MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Selatan, roboh menyebabkan tiga pelajar meninggal dunia pada Kamis (6/10) sekitar pukul 14.50 WIB.
Tembok sekolah tersebut ambruk diduga akibat hujan deras yang memicu luapan air dari saluran penghubung Pinang Kalijati dan aliran sungai yang berada di belakang sekolah itu.
Baca juga: Menko PMK: Perbaikan MTsN 19 Jaksel tidak ganggu pembelajaran
Selain tiga korban meninggal dunia, ada tiga pelajar lainnya yang mengalami luka-luka dan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022