Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan penerima vaksin COVID-19 dosis pertama mencapai 204.678.004 orang setelah mengalami penambahan sebanyak 10.782 orang sampai dengan Jumat pukul 12.00 WIB.

Dalam data Satgas yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, penerima semua dosis vaksin COVID-19 terus mengalami peningkatan. Pada dosis kedua misalnya, penerimanya sudah ada sebanyak 171.297.896 orang atau naik 11.050 dari hari sebelumnya.

Kemudian penerima dosis ketiga bertambah 38.341 orang, sehingga total akumulatifnya menyentuh 63.958.444 orang.

Baca juga: Epidemiolog: Vaksinasi modal capai akhir pandemi

Sedangkan penerima dosis keempat yang sampai dengan hari ini diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, mencapai 634.544 orang setelah mengalami penambahan sebanyak 1.619 orang.

Satgas juga menyebutkan sebanyak 234.666.020 orang telah menjadi target sasaran vaksinasi COVID-19 oleh pemerintah saat ini.

Pakar kesehatan Profesor Zubairi Djoerban meminta masyarakat agar segera melakukan vaksinasi booster untuk mencegah penularan COVID-19, karena penularan virus masih terjadi di tengah masyarakat.

Baca juga: Epidemiolog sebut vaksinasi berlanjut meski pandemi segera berakhir

"Penularan belum terkendali, masih banyak, hanya tidak seberat yang dulu dan yang masuk rumah sakit, yang meninggal, sedikit. Vaksinasi tetap harus dilakukan," kata Zubairi.

Zubairi mengatakan saat ini tingkat keterisian pasien COVID-19 di rumah sakit serta angka kematian memang sudah rendah. Namun demikian, hal ini tidak serta merta menunjukkan vaksinasi booster tidak diperlukan lagi.

Sebab, efektivitas kekebalan akibat vaksinasi akan berkurang, seiring dengan waktu sehingga diperlukan vaksin booster atau vaksin penguat.

Baca juga: Epidemiolog: Cakupan vaksinasi penentu amannya mobilitas dari COVID-19

"Seiring dengan waktu, kekebalan kita makin lama akan makin berkurang. Kita juga tidak bisa menebak apakah akan muncul mutasi baru atau tidak setelah Omicron ini," kata Mantan Ketua Satgas COVID-19 IDI ini.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022