PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres terkejut sekaligus prihatin atas insiden penembakan massal mengerikan yang terjadi di sebuah fasilitas penitipan anak di Thailand timur laut, kata juru bicaranya, Kamis (6/10).

"Sekjen menyampaikan rasa belasungkawa kepada para keluarga korban dan berharap mereka yang mengalami luka-luka cepat pulih," ujar Stephane Dujarric, jubir Sekjen PBB Antonio Guterres, dalam pernyataan.

Sedikitnya 38 orang, sebagian besar anak-anak, tewas dalam insiden penembakan massal di sebuah tempat penitipan anak di Provinsi Nong Bua Lamphu di Thailand timur laut pada Kamis, kata pihak pihak berwenang setempat.

Polisi mengidentifikasi si penyerang sebagai seorang mantan polisi, yang dikabarkan bunuh diri tak lama setelah insiden.

Serangan mengerikan itu memicu kecaman keras dari sejumlah badan PBB.

Dalam pernyataannya, Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) menyatakan pihaknya mengecam segala bentuk kekerasan terhadap anak-anak, sembari menekankan bahwa "anak-anak tidak boleh menjadi target atau menyaksikan tindak kekerasan di mana pun dan kapan pun."

"UNICEF menyampaikan rasa belasungkawa yang tulus dan simpati mendalam kepada para keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta dan para korban luka. Kami turut berkabung dengan semua warga Thailand dan berharap mereka yang terdampak dapat menerima dukungan yang memadai dan tepat waktu," imbuh pernyataan itu

Badan PBB tersebut mengimbau kepada anggota masyarakat dan media agar menahan diri dalam mengunggah atau meneruskan foto dan video terkait insiden itu.

UNICEF mengingatkan bahwa "hal itu mungkin berdampak negatif lebih lanjut pada anak-anak, keluarga korban, dan orang-orang yang mereka cintai."

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) turut menyampaikan rasa belasungkawa mendalam kepada para keluarga korban.

"Serangan terhadap sekolah, siswa, dan pendidik adalah serangan terhadap hak atas pendidikan," cuit UNESCO biro Bangkok di Twitter pada Kamis. "Tidak ada pihak yang boleh menjadi target."

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022