diharapkan pertumbuhan Kepri melaju lebih pesat
Tanjungpinang (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengusung sedikitnya enam strategi transformasi ekonomi untuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
"Kunjungan kerja kali ini punya tiga tujuan, yakni memastikan kebijakan pembangunan berjalan sesuai perencanaan pembangunan, mengevaluasi lebih cepat berdasarkan data-data sekunder yang tersedia dan menganalisis kesimpulan sementara dari temuan lapangan," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa di Tanjungpinang, Kamis.
Suharso memaparkan enam strategi transformasi ekonomi Kepri, pertama Kepri Talenta, yaitu menyediakan talenta wisata hingga talenta industri dan ekonomi kreatif.
Kedua, Kepri Biru, mengoptimalkan laut sebagai sumber ekonomi baru untuk masa depan.
Ketiga, Kepri Kreatif dan Produktif, mengembangkan industri kreatif berskala internasional diiringi dengan industri manufaktur berteknologi tinggi.
Baca juga: Kepri jadi pilot project penyusunan peta jalan transformasi ekonomi
Lalu keempat, Kepri Digital, mengembangkan pusat (hub) digital nasional dan internasional serta mendorong transformasi digital sebagai bagian tak terpisahkan dari pengembangan ekonomi Kepri.
Kelima, Kepri Merata dan Terintegrasi dan keenam, Kepri Kondusif.
“Dengan enam strategi itu diharapkan pertumbuhan Kepri melaju lebih pesat dan dengan skenario transformasi ekonomi ini bisa mencapai pendapatan per kapita USD41.946 per kapita di 2045 atau setara perekonomian Italia saat ini,” ujar Menteri Suharso.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyebut bahwa Kepri memiliki 97,65 persen wilayah laut dan 2,35 persen daratan.
Kepri memiliki potensi ekonomi biru yang sangat besar, sehingga Kementerian PPN/Bappenas sudah merancang "Blue Economy Index", dengan Kepri sebagai provinsi tertinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Baca juga: BI: Ekonomi Kepri 2022 diperkirakan tumbuh 3,7-4,5 persen
"Banyak potensi laut yang harus dimanfaatkan, tidak hanya untuk perikanan dan hasil laut, tapi juga harus diciptakan nilai tambah inklusif dan berkelanjutan karena potensi laut bisa mencakup pengolahan ikan, industri galangan kapal, konektivitas logistik laut, serta aktivitas ekonomi lain yang bisa diciptakan dengan kekuatan laut Kepri," ungkap Amalia.
Cocok kultur
Sementara, Gubernur Kepri Ansar Ahmad sangat menyambut baik atas rancangan enam strategi transformasi ekonomi Kepri untuk Kepri dari Bappenas ini.
Apalagi keenam strategi tersebut sangat cocok dengan kultur dan geografis Kepri, seperti Kepri Talenta, Kepri Biru, Kepri Kreatif, Kepri Digital, Kepri Merata dan Terintegrasi, serta Kepri Kondusif.
"Kita berharap apa-apa yang sudah dirancang oleh Bappenas untuk Kepri ini membuahkan hasil yang positif nantinya. Semua strategi itu sangat sesuai dengan kondisi kita sebagai daerah kepulauan yang juga sangat dekat dengan negara-negara tetangga," kata Ansar.
Kunjungan kerja Menteri Suharso ke Kepri sejak 4 hingga 6 Oktober, pada 10 titik daerah itu guna mendukung transformasi ekonomi di antaranya ke Natuna untuk reformasi sistem kesehatan, hingga Pulau Penyengat, Kabupaten Lingga, Bandara Internasional Bintan Baru, Pelabuhan Kuala Riau, dan Pangkalan Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Baca juga: Batam dan Singapura kerja sama percepatan pemulihan ekonomi
Pewarta: Ogen
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022