"Kedatangan saya juga ingin melihat langsung bagaimana bantuan ini disalurkan kepada masyarakat korban bencana, dan masih dimungkinkan jika penyaluran ini sesuai dengan prosedur, maka pemerintah dan masyarkat Jepang bisa menambah bantuannya lagi," ka
Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Jepang mengakhiri bantuan logistiknya bagi korban gempa bumi dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dengan tibanya 600 ton beras di pelabuhan Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Selasa. "Tibanya 600 ton beras di pelabuhan Krueng Raya tersebut merupakan pasokan terakhir dari pihak Jepang untuk disalurkan kepada masyarakat korban bencana gempa dan tsunami di Aceh," kata Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Kuroki, saat meninjau langsung kedatangan bantuan beras tersebut di Krueng Raya sekitar 35 Km dari Banda Aceh. Meskipun demikian, lanjut Kuroki, pihaknya akan terus melakukan pemantauan terhadap berbagai bantuan dari pemerintah dan masyarakat Jepang, yang selama ini disalurkan oleh Lembaga PBB yang menangani masalah pangan World Food Program (WFP). "Kedatangan saya juga ingin melihat langsung bagaimana bantuan ini disalurkan kepada masyarakat korban bencana, dan masih dimungkinkan jika penyaluran ini sesuai dengan prosedur, maka pemerintah dan masyarkat Jepang bisa menambah bantuannya lagi," ujar Kuroki. Disebutkan, pihak Jepang masih akan terus berkomitmen untuk mendukung proses rehabilitasi dan rekontruksi di Aceh pasca bencana. Hingga saat ini sedikitnya 34 juta dollar Amerika Serikat sudah dikucurkan pemerintah Jepang ke Aceh untuk membantu proses rehabilitasi dan rekontruksi, termasuk saat darurat pasca bencana. "Kalau untuk bantuan logistik terutama beras, sedikitnya sudah 42 ribu ton beras disalurkan kepada masyarakat korban bencana gempa dan tsunami di Aceh," ujarnya. Selain meninjau lokasi gudang penyimpanan beras, Kuroki juga melihat beberapa program bantuan yang dilakukan oleh WFP atas bantuan dana dari Jepang, diantaranya meninjau lokasi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Sukadamai, Banda Aceh. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Propinsi NAD, Hanif Asmara, mengakui, sebanyak 600 ton beras yang merupakan bantuan Jepang ini memang merupakan bantuan terkahir yang disampaikan oleh Japan Humanitarian. "Kita berharap Jepang bisa menambah jumlah bantuannya, jika mereka menilai bantuan yang diberikan sudah disalurkan dengan baik, bisa saja mereka akan melanjutkan program bantuan logistik selanjutnya," ujar Hanif. Disebutkan Hanif, hingga saat ini pihak WFP masih terus memberi bantuan logistik, seperti beras, minyak goreng, ikan kaleng dan biskuit, kepada masyarkaat korban bencana di Aceh. Dan program pemberian bantuan logistik ini, direncanakan akan berakhir pada tahun 2007.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006