Jakarta (ANTARA) - Psikolog Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Ratu Adhe Wazna menekankan pentingnya untuk mengenal Dukungan Psikologis Awal (DPA) sebagai Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) versi luka mental.
“DPA ini memang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat karena ada baiknya semua orang paham tentang DPA ini. Kalau dulu setiap rumah harus ada P3K, sekarang setiap orang harus paham dengan DPA,” katanya dalam bincang daring yang diselenggarakan IPK Jakarta, Kamis.
Adhe menuturkan DPA merupakan ilmu dasar bagi setiap orang layaknya P3K jika menghadapi suatu peristiwa tidak terduga seperti bencana alam atau bencana sosial. Pengetahuan mengenai DPAbisa didapatkan dengan mudah oleh semua orang dengan mengikuti pelatihan di seluruh cabang IPK.
“Misalnya, kita melihat kejadian, tidak mungkin kita hanya diam atau malah ikut panik. Tapi kalau sudah paham ilmu DPA, bisa membantu orang sesegera mungkin,” ujarnya.
Baca juga: Mendengarkan jadi langkah awal pemulihan trauma penyintas Kanjuruhan
Baca juga: Alpha-I: Sulit konsentrasi satu gejala awal disabiitas psikososial
Adhe menilai, pada saat ini masyarakat cenderung lebih mudah terganggu mentalnya hingga luka psikologis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor iklim hingga faktor sosial seperti perampokan atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Pengetahuan mengenai DPA disebutnya juga bisa diterapkan oleh orang tua ketika anaknya menghadapi permasalahan mental tahap ringan seperti patah hati akibat hubungan asmara dan sebagainya. Kesehatan mental, lanjutnya, juga menjadi kunci untuk menjaga kesehatan fisik.
“Di rumah kala orang tua sudah dilatih DPA, orang tuanya bisa memberikan dukungan psikolog supaya mentalnya lebih baik. Kalau dukungan itu tidak cukup baru bisa lari ke psikolog,” ujarnya.
Adapun pemberian layanan menggunakan prinsip DPA adalah lihat, dengar dan hubungkan. Lihat mengacu pada bagaimana menilai situasi saat peristiwa berlangsung, orang yang mencari bantuan, kebutuhan dari orang yang terdampak hingga reaksi emosi yang wajar muncul.
Kemudian dengarkan mengacu padan bagaimana memulai percakapan, memberikan perhatian dan mendengarkan secara aktif, menerima perasaan atau emosi, lalu menenangkan seseorang yang ada dalam situasi distres, menanyakan mengenai kebutuhan dan keprihatinan serta membantu menemukan solusi akan kebutuhan dan permasalahan.
Sedangkan hubungan mengacu pada bagaimana membantu dengan mengakses informasi, menghubungkan dengan orang tercinta dan dukungan sosial, menangani masalah praktis dan mengakses layanan dan bantuan lain.*
Baca juga: Konseling daring bisa jadi awal baik untuk atasi masalah psikologis
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022