Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Achmad Hafisz Thohir berpendapat penggunaan mobil listrik untuk melayani tamu dan delegasi negara-negara peserta Parliamentary Speakers Summit (P20) menunjukkan bahwa Indonesia berkomitmen melakukan ekonomi hijau.
"Saya sangat mengapresiasi penggunaan mobil listrik untuk melayani tamu dan delegasi peserta pertemuan P20. Hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa negara kita berkomitmen melakukan ekonomi hijau lewat penggunaan mobil listrik yang berbasis zero emission," ujar Hafisz di sela-sela pertemuan bilateral DPR dengan Parlemen Amerika Serikat dalam Forum P20, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Ke depannya, menurut dia, penggunaan mobil listrik dalam ajang P20 ini dapat menjadi pemicu kemunculan kesadaran seluruh elemen bangsa Indonesia bahwa sejati nya negara ini bisa melakukan komitmen memanfaatkan mobil listrik demi mendukung ekonomi hijau, meskipun masih tergolong sebagai negara berkembang.
Baca juga: DPR siapkan 55 mobil listrik untuk G20 Parliamentary Speakers' Summit
Baca juga: Bamsoet ajak masyarakat migrasi gunakan kendaraan listrik
Bahkan, Hafisz juga menilai bahwa Indonesia sebenarnya mampu melakukan transformasi teknologi dan memproduksi banyak mobil listrik. Hal tersebut, kata dia, didukung oleh keberadaan universitas-universitas hebat yang mampu mendidik anak didiknya untuk melakukan transformasi teknologi.
"Secara teknik, tidak ada ilmu yang terlalu sulit untuk kita bisa melakukan transformasi teknologi, seperti (pembuatan) mobil listrik ini. Kita punya berbagai universitas hebat. Ada Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Indonesia (UI), dan lain sebagainya," ujarnya.
Hafisz berpandangan jika anak bangsa Indonesia berusaha keras untuk melakukan itu, transformasi energi dari mobil berenergi fosil menjadi mobil berenergi listrik bisa dilakukan dalam waktu singkat, yakni antara satu sampai dua tahun ke depan.
"Meskipun demikian, listrik di Indonesia saat masih menggunakan fosil, yakni dengan batu bara. Jadi, jika berbicara tentang transformasi penggunaan energi alat transportasi ini dan bicara dari hulunya, kita masih memiliki beberapa persoalan yang panjang, seperti memanfaatkan energi terbarukan," ucap dia.
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022