Jakarta (ANTARA) - Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menyebut indeks literasi ekonomi syariah Indonesia mencapai 23,3 persen pada 2022 atau naik dari posisi pada tahun 2021 yang sebesar 20,1 persen.

“Artinya, salah satunya karena rahmat Allah melalui rangkaian pagelaran ISEF (Indonesia Syariah Economic Forum) 2022 yang panjang meningkatkan literasi masyarakat,” katanya dalam Taklimat Media terkait ISEF 2022 di Jakarta, Kamis.

Ia menyebut literasi ekonomi syariah di 2022 tumbuh sekitar 7 persen dari posisi pada 2019 yang sebesar 16,3 persen.

Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Arief Hartawan menyebut saat ini pemerintah baru menghitung kontribusi ekonomi syariah di empat sektor unggulan yakni makanan, fashion, pariwisata, dan pertanian terhadap ekonomi nasional.

Kontribusi keempat sektor syariah kepada perekonomian nasional mencapai sekitar 25 sampai 26 persen pada kuartal II 2022.

“Pertumbuhan keempat sektor ekonomi syariah tersebut sekitar 4,37 persen secara tahunan pada kuartal II 2022 atau kurang dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,44,” katanya.

Saat ini pemerintah ingin agar bisa memanfaatkan pasar ekonomi syariah di luar negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap produk syariah dari luar negeri.

“Kita ingin ubah posisi kita dari market dan penonton menjadi pemain, dari konsumen menjadi produsen. Ini tidak bisa dilakukan dalam satu malam tapi diperlukan strategi dan tahapan sehingga kita mengusung penguatan global halal hub tadi,” katanya.

Pemerintah menurutnya juga sudah menyiapkan langkah-langkah menjadikan Indonesia pusat halal dunia pada 2024.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin minta ekonomi syariah masuk ke kurikulum pesantren
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Bank Indonesia sebagai penghubung di ekonomi syariah
Baca juga: Bank Muamalat kerja sama dengan tujuh bank syariah

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022