Awalnya orang-orang mengira itu adalah kembang apiBangkok (ANTARA) - Sebanyak 22 anak termasuk di antara korban penembakan massal di Thailand pada Kamis yang menewaskan 34 orang di pusat penitipan anak, kata kepolisian.
Pelaku adalah seorang mantan petugas polisi yang menewaskan istri dan anaknya sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri. Menurut kepolisian, pelaku diberhentikan dari dinas karena alasan terkait narkoba.
Sekitar 30 anak berada di pusat penitipan anak ketika pria bersenjata itu datang pada sekitar jam makan siang, kata pejabat daerah Jidapa Boonsom kepada Reuters.
Baca juga: Sedikitnya 31 orang tewas dalam penembakan massal di Thailand
Pria tersebut pertama-tama menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan, kata Jidapa.
"Awalnya orang-orang mengira itu adalah kembang api," katanya menambahkan.
Beberapa rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan lembaran yang menutupi jasad anak-anak yang tergeletak bersimbah darah di pusat penitipan anak di Kota Uthai Sawan, di provinsi timur laut Nong Bua Lamphu.
Reuters belum dapat segera mengautentikasi rekaman video tersebut.
Baca juga: AS kutuk penembakan rudal Korut melintasi Jepang
Sebelumnya, kepolisian mengatakan perburuan untuk mengejar pelaku penembakan sedang dilakukan, sementara juru bicara pemerintah mengatakan perdana menteri telah memperingatkan semua lembaga untuk menangkap pelaku.
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand, meskipun tingkat kepemilikan senjata cukup tinggi dibandingkan beberapa negara lain di kawasan itu, dan senjata ilegal adalah hal biasa di negara itu.
Pada 2020, seorang tentara yang marah karena gagalnya kesepakatan properti membunuh sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang dalam aksi amukan yang berlangsung di empat lokasi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kekhawatiran inflasi global melonjak setelah OPEC+ pangkas produksi
Baca juga: Ketua DPR RI apresiasi minat Rusia terlibat proyek kereta IKN
Penerjemah: Katriana
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022