Jakarta (ANTARA News) - Selain memacetkan arus lalu lintas, hujan deras serta angin kencang yang mendera Jakarta Selasa sore juga menumbangkan sebuah pohon besar di Jalan Abdul Muis dan menimpa sebuah mikrolet jurusan Tanah Abang-Kota.
Dalam peristiwa itu tiga orang penumpang mikrolet tewas dan tiga lainnya luka-luka. Mayat ketiga korban dibawa ke RSCM, sedangkan mereka yang luka-luka dilarikan ke Rumah Sakit Tarakan, kata beberapa saksi mata kepada ANTARA.
Satu dari tiga korban yang tewas itu diidentifikasi bernama Martono, pegawai Departemen Perhubungan, sedangkan dua orang tewas lainnya belum diketahui identitasnya, namun mayatnya dibawa ke RSCM.
Hujan lebat yang berlangsung sekitar satu jam itu juga mengakibatkan sejumlah ruas jalan di Ibukota banjir setinggi 30 hingga 40 centimeter dan macet total sehingga sejumlah mobil pribadi memasuki jalur Busway yang selama ini tertutup untuk mobil pribadi.
Kemacetan antara lain tampak di ruas Jalan Merdeka Selatan, Jalan Sabang dan Jalan MH.Thamrin. Ruas-ruas jalan utama itu padat oleh antrian panjang kendaraan, bahkan di Jalan Sabang sedikitnya delapan kendaraan terendam air setinggi lutut orang dewasa.
Genangan air juga terlihat di depan serambi Istana Negara tempat parkir mobil rombongan Wapres Jusuf Kalla yang sedang mengikuti rapat kabinet terbatas.
Antrian panjang yang terlihat di Jalur Busway menyebabkan bus TransJakarta dan kendaraan pribadi berjalan merayap. Hujan deras yang mengakibatkan banjir itu membuat petugas kebersihan sibuk menguras genangan air
Mengenai adanya kendaraan pribadi yang memasuki jalur busway, Humas Badan Pengelola TransJakarta, Ajar Aedi menjelaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menilang kendaraan pribadi yang masuk ke jalur khusus untuk TransJakarta itu.
"Itu semua merupakan kewenangan dari pihak kepolisian. Sementara untuk pengaturan lalu lintas dalam kondisi banjir atau macet juga kewenangan berada di pihak kepolisian," katanya.
Meski demikian ia mengingatkan bahwa jalur busway terlarang untuk dilalui oleh kendaraan pribadi maupun kendaraan umum lainnya.
Ketika berita ini diturunkan, genangan air mulai surut tetapi kemacetan lalu lintas semakin padat bertepatan dengan berakhirnya jam kerja pada sejumlah kantor di Jakarta. (*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006