aktivitas luar gedung setidaknya 90 menit setiap hari
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis mata anak dr. Feti Karfati Memed mengatakan myopia atau rabun jauh pada anak bisa di cegah dengan melakukan aktivitas luar ruangan setidaknya 90 menit setiap hari.

"Aktivitas luar gedung setidaknya 90 menit setiap hari akan mengurangi risiko terjadinya myopia, bukan membawa gawai keluar rumah", ucapnya dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan tema 'Mata Sehat Era Digital' yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Feti menjelaskan kegiatan di luar ruangan berbeda dengan keluar rumah jarak dekat. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa kegiatan olahraga tanpa membawa gadget keluar.

"Jadi bukan di halaman bawa handphone, liat handphone di halaman, ini tidak sama. Jadi harusnya melakukan suatu olahraga di luar rumah," ucap Feti.

Selain itu, penggunaan gawai harus menerapkan aturan 20-20-20 yaitu bermain 20 menit, berhenti 20 detik dan melihat dengan jarak 20 kaki atau 6 meter.

Baca juga: Keseringan pakai gawai, banyak warga Australia alami gangguan mata
Baca juga: 7 cara lindungi mata dari bahaya cahaya biru ponsel

Dokter yang bekerja di Cicendo Eye Hospital ini juga menyarankan penggunaan gawai atau smartphone harus dibatasi tidak lebih dari 3 jam dalam sehari, karena terlalu banyak screen time akan mempercepat terjadinya mata minus dan dapat menjadi mata kering.

Jika anak sudah terlanjur mengalami myopia, ia menyarankan untuk segera pakaikan kacamata selama anak beraktivitas agar perkembangan minusnya melambat.

"Jadi jangan dibuka-buka kacamatanya kecuali tidur. Setelah pakai kacamata, rutin kontrol untuk pemeriksaan kacamata dan refraksinya," ucap Feti.

Refraksi adalah proses masuknya cahaya dari bagian depan mata untuk dibiaskan tepat pada retina agar objek penglihatan jelas. Pada mata minus, cahaya tidak dapat difokuskan dengan jelas sehingga bayangan benda terlihat buram.

Baca juga: Waspadai gangguan penglihatan gegara radiasi gadget di era pandemi
Baca juga: Cek Fakta: Radiasi pada ponsel sebabkan kebutaan?

Ia menjelaskan, dengan kontrol rutin, bisa dipantau perkembangan minusnya dan menyesuaikan dengan kacamata yang dibutuhkan.

Selain itu istirahat cukup dan makan-makanan bergizi juga bisa sebagai terapi untuk memperlambat perkembangan mata minus.

"Anak-anak yang dalam sehari jumlah tidurnya 9 jam atau lebih, 41 persen tidak mempunyai myopia" ucapnya.

Feti menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, Zinc, Omega 3 dan vitamin C untuk menjaga kesehatan mata. Makanan tersebut bisa didapat dari sayur dan buah, ikan dan daging, tahu, alpukat dan telur.

Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini pun memberikan empat tips untuk para orangtua dalam menjaga kesehatan mata anak dengan sering membawa anak main di luar ruangan dan jadi contoh yang baik untuk anak dalam penggunaan gawai.

"Bawalah anak main di luar, belajar dari buku-buku cerita, kelola waktu makan dengan baik tanpa gadget dan jadilah role model untuk anak," ucap Feti.

Baca juga: Beri anak "gadget", terapkan aturan 20:20 untuk kesehatan mata

Baca juga: Gadget dituding jadi penyebab mata kering di generasi muda

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022