Integrasi zero waste dan agrowisata merupakan wujud kolaborasi dan penerapan inovasi yang dihasilkan di perguruan tinggi
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Universitas Bakrie meluncurkan program Integrasi Zero Waste dan Agrowisata Pertanian Berkelanjutan Melalui Budidaya Larva Black Soldier Fly (BSF).
Wakil Gubernur NTB H Sitti Rohmi Djalilah mengapresiasi Universitas Bakrie yang sudah mendukung program zero waste atau bebas sampah dan mendorong integrasi program ini dengan agrowisata.
"Kami sangat mengapresiasi Universitas Bakrie, apalagi zero waste ini merupakan salah satu program unggulan NTB," ujarnya di sela kegiatan peluncuran program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022 dengan tema "Integrasi Zero Waste dan Agrowisata Dalam Pertanian Berkelanjutan Melalui Budidaya Larva Black Soldier Fly (BSF)" di Mataram, Rabu.
Wagub mengatakan, mengintegrasikan zero waste dengan agrowisata sangat cocok dan relevan di NTB. Apalagi saat ini NTB juga terus mendorong konsep desa wisata.
"Intinya Pemprov NTB menyambut baik kerja sama dengan Universitas Bakrie," ujarnya.
Baca juga: BSL Kota Mataram tambah kandang maggot
Dalam kegiatan peluncuran Pemprov NTB dan Universitas Bakrie saling menyerahkan Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah bersama Wakil Rektor II Universitas Bakrie, Muhammad Trie Andika Kurniawan.
Tri Andika Kurniawan mengatakan, Program Universitas Bakrie Matching Fund Kedaireka 2022 diinisiasi oleh Peneliti Universitas Bakrie bermitra dengan Dompet Dhuafa. Pembiayaan program Matching Fund Kedaireka 2022 didapat dari Kemendikbudristek RI.
"NTB dipilih karena ada program zero waste, dan sebelumnya kita sudah bekerja sama untuk budidaya BSF di Desa Midang, Lombok Barat tahun 2021," terangnya.
Sementara itu, Ketua Matching Fund Kedaireka 2022 Universitas Bakrie Deffi Ayu Puspito Sari mengatakan, program ini merupakan upaya untuk mendukung keberhasilan NTB Zero Waste atau dikenal dengan "nol dedoro" atau nol sampah.
Hal itu sekaligus perwujudan dukungan prioritas Proyek Strategis Nasional (PSN) yang secara khusus berfokus pada solusi ramah lingkungan dan penerapan ekonomi sikular untuk mendukung terciptanya pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal ini maka dikembangkan budidaya larva BSF di NTB.
"Integrasi zero waste dan agrowisata merupakan wujud kolaborasi dan penerapan inovasi yang dihasilkan di perguruan tinggi sebagai solusi untuk memecahkan masalah timbunan sampah sekaligus mewujudkan pertanian dan pariwisata berkelanjutan," kata Deffi.
Baca juga: DLH Mataram dorong warga kembangkan maggot kurangi volume sampah
Ia menjelaskan, pupuk organik sebagai hasil budidaya BSF dapat mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Pakan ternak dari larva BSF dapat meringankan biaya penyediaan pakan ternak dan mensubsitusi pakan ternak biasa dengan pakan yang kaya nutrisi.
Adapun tujuan dari program Matching Fund Kedaireka 2022 ini ialah mendorong lebih banyak masyarakat dan kemandirian pelaku usaha di sektor pertanian di NTB untuk turut andil dalam merespon permasalahan timbulan sampah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal.
Inovasi yang akan dihasilkan dari program ini berupa pembinaan budidaya BSF kepada peternak, peningkatan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan kepada petani, membangun instalasi reaktor BSF di BRIDA NTB, menghasilkan pupuk organik sebagai hasil samping olahan BSF, dan rencana pembentukan agrowisata BSF.
Baca juga: GOW Mataram gelar pelatihan olah sampah menggunakan maggot
Baca juga: Maggot solusi urai sampah organik yang miliki nilai ekonomis
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022