Jakarta (ANTARA) - Pilot pesawat VVIP Skadron Udara 17 Mayor PNB Irwanda Syafriadi mengatakan membawa Presiden dan Wakil Presiden serta petinggi negara lainnya dalam suatu penerbangan menjadi tantangan yang berat mengingat besarnya tanggung jawab.
"Semua penerbangan adalah tantangan yang berat bagi pilot karena punya tanggung jawab, namun lebih berat lagi kalau kita membawa Presiden, Wakil Presiden Panglima TNI Menteri dan sebagainya," kata pilot pesawat VVIP Skadron Udara 17 Mayor PNB Irwanda Syafriadi dipantau dari kanal YouTube Jenderal Andika Perkasa di Jakarta, Rabu.
Sebab, lanjut dia, ada prosedur khusus yang harus dijalankan supaya petinggi negara yang dibawa merasa nyaman terbang bersama pesawat TNI AU atau pesawat kepresidenan.
Untuk menjadi seorang pilot VVIP harus melalui sejumlah tahapan dan berkelanjutan. Setelah lulus dari sekolah penerbang, maka akan dijuruskan sebagai penerbang tempur, penerbang angkut dan penerbang helikopter. Semuanya disesuaikan dengan nilai terbang, kepribadian termasuk kesehatan jasmani.
Pilot pesawat kepresidenan asal Baturaja, Sumatera Selatan tersebut bercerita dulunya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang TNI. Sebab, ia hanya mendambakan menjadi seorang dokter.
Namun, Mayor Irwanda berpikir bila tetap memaksakan kuliah di kedokteran maka pendidikannya berpotensi putus di tengah jalan mengingat kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan.
"Akhirnya saya mencoba masuk Akabri dan alhamdulillah lulus," kata dia.
Selama mengabdi, ia mengatakan pernah diutus ke Amerika Serikat selama tiga bulan bersama tiga senior lainnya untuk mengikuti pelatihan pesawat kepresidenan.
"Itu salah satu kebanggaan bagi saya karena di Amerika Serikat saya sempat termenung anak dari kampung Baturaja sudah sampai di Amerika," kenang dia.
Mayor Irwanda bercerita apa yang sudah ia raih saat ini bahkan bisa membawa terbang orang-orang penting seperti Presiden dan Wakil Presiden, Panglima TNI, Menteri dan lain sebagainya tidak lepas dari peran dan doa orang tuanya.
Salah satu kebahagiaannya ialah ketika berhasil membawa ibunya terbang menggunakan pesawat Hercules dari Jakarta menuju Palembang, Sumatera Selatan.
"Betapa bangganya saya bisa membawa orang tua saya naik pesawat yang saya bawa," ujarnya.
Baca juga: Istana: Pengecatan ulang pesawat kepresidenan direncanakan sejak 2019
Baca juga: Pesawat kepresidenan mendarat di tengah kabut asap karhutla Pekanbaru
Baca juga: Penerbang tempur TNI AU latihan "Emergency Escape and Eject" di Bali
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022