Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhyono meminta negara-negara anggota Interpol agar memperbaiki taktik dan metode dalam memerangi terorisme, karena kegiatan teror telah bersifat internasional, regional, serta nasional.
"Perbaiki taktik dan metode memerangi terorisme," kata Presiden, di Balai Sidang, Jakarta, Selasa ketika membuka Konferensi Regional Polisi Internasional (Interpol) tingkat Asia.
Yudhoyono yang didampingi Kapolri, Jenderal Polisi Sutanto mengatakan semua negara perlu menjalin kerjasama lebih erat, terutama dalam jangka panjang untuk mengatasi kegiatan teror tersebut.
Presiden memberi contoh Indonesia saja selama beberapa tahun terakhir ini sudah beberapa kali menghadapi serangan teror, seperti dua kali di Bali, di Hotel JW Marriott serta di depan Kedutaan Besar Australia.
"Diperlukan kerjasama jangka panjang di bidang ini," kata Kepala Negara kepada utusan dari berbagai negara Asia, seperti Jepang, Kuwait, serta Rusia.
Presiden mengatakan pula, untuk menghadapi kasus korupsi yang terjadi di banyak negara, maka polisi juga harus memperluas kerjasama mereka.
"Yang menjadi persoalan adalah bagaimana memperkokoh kerjasama untuk mengatasi korupsi," kata Yudhoyono.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengemukakan pula hal ketiga yang perlu mendapat perhatian bersama, yakni penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
Menurut sebuah penelitian, sekarang tercatat sekitar 200 juta jiwa manusia yang menggunakan zat terlarang itu dan telah menghabiskan dana sangat banyak.
Yudhoyono mengemukakan pula para pejabat kepolisian harus bekerjasama memerangi kejahatan lintas negara, seperti pembalakan hutan secara liar, penangkapan ikan secara liar, serta kejahatan "cyber" (dunia maya).
Sebelumnya Kapolri melaporkan konferensi regional yang berlangsung tiga hari tersebut diikuti oleh polisi dari 35 negara.
Tujuan pertemuan itu untuk meningkatkan kerjasama memberantas penyalahgunaan narkotika, korupsi serta terorisme. (*)
Copyright © ANTARA 2006