"Layanan trauma healing disiapkan sebagai upaya pemulihan psikologis bagi korban yang mengalami trauma akibat Tragedi Kanjuruhan," kata Menko PMK Muhadjir Effendy kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, setibanya dari Malang, Jawa Timur.
Muhadjir mengatakan, saat menjenguk korban tragedi Kanjuruhan yang sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang, dirinya mendapati ada sejumlah korban yang mengalami trauma.
Baca juga: Psikolog: Penyintas insiden yang trauma sebaiknya diberi pendampingan
"Ada bapak-bapak yang mengalami trauma, ada juga anak-anak yang mengalami trauma, bahkan hingga sekarang ada anak yang belum dapat diajak bicara karena masih mengalami trauma," katanya.
Dengan demikian, kata dia, pemerintah berharap layanan trauma healing akan membantu proses pemulihan psikologis.
Muhadjir juga mengatakan ada banyak pihak yang turut terlibat dalam layanan trauma healing tersebut.
"Dalam layanan trauma healing, semua turun dan berperan aktif, mulai dari pemkab, pemprov, hingga organisasi masyarakat," katanya.
Baca juga: Muhadjir: Pemerintah tanggung biaya rawat korban Tragedi Kanjuruhan
Bahkan, kata dia, beberapa perguruan tinggi di wilayah setempat juga menurunkan tim untuk bersama-sama pemerintah memberikan layanan trauma healing bagi korban Tragedi Kanjuruhan.
"Semua turun dan semua bergerak untuk bersama-sama membantu para korban Tragedi Kanjuruhan. Saya juga akan terus memantau secara langsung hingga tuntas," katanya.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto menambahkan trauma healing diperlukan bagi setiap orang yang secara psikologis mengalami kejadian tidak biasa yang bersifat traumatis.
"Masing-masing orang memiliki toleransi psikologis yang berbeda, bisa saja bagi seorang individu satu kejadian menjadi memori yang sangat kuat sehingga memberikan efek samping ketakutan," katanya.
Baca juga: Kemensos programkan pemberdayaan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan
Terkait hal itu, kata dia, pemerintah menyiapkan layanan trauma healing sebagai bentuk penanganan trauma bagi para korban Tragedi Kanjuruhan.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022