Acara temu wanita nasional pertama GPKAI tersebut juga dirangkai dengan pameran etnik dan tanaman hias

Manokwari (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati membuka Temu Nasional Wanita Pertama Gereja Persatuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI) di Manokwari, Papua Barat, Selasa.

Acara temu wanita nasional pertama GPKAI tersebut juga dirangkai dengan pameran etnik dan tanaman hias, yang dibuka langsung oleh Menteri yang biasa disapa Bintang Puspayoga tersebut.

"semoga temu wanita nasional pertama GPKAI ini sukses penyelenggaraan dan sukses pelaksanaan untuk menghasilkan rekomendasi bagi perempuan GPKAI dalam pelayanan," harap Menteri.

Presiden RI telah mengamanatkan kepada Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak agar melalui bidang partisipasi masyarakat untuk membentuk forum lintas agama untuk terlibat dalam perlindungan perempuan dan anak.

Diharapkan sinergi yang kuat dari seluruh pilar pembangunan, terutama organisasi keagamaan dapat memperkuat literasi dan tafsir yang mendukung perlindungan perempuan anak.

"Pemerintah tidak dapat berjalan sendiri, Gereja sebagai lembaga keagamaan memiliki kekuatan strategis dalam mencegah kekerasan perempuan dan anak," jelas Menteri.

Bintang Puspayoga juga berharap GPKAI turut mewujudkan gereja yang ramah terhadap perempuan dan anak, serta sebagai agen sosialisasi undang-undang nomor 12 tahun 2022 tentang kekerasan seksual.

Lebih lanjut, ia menyebut isu perempuan merupakan isu yang sangat kompleks dan membutuhkan usaha panjang dalam penyelesaiannya. Sehingga, dibutuhkan peran semua pihak agar tercipta kesetaraan tengah masyarakat.

Usai membuka pameran, Menteri Bintang Puspayoga juga mengunjungi 41 stand pameran etnik dan tanaman hias di halaman Sekolah Tinggi Theologia STT Erikson Tritt.
Baca juga: Menteri PPPA: Mitigasi kondisi darurat di stadion perlu dievaluasi
Baca juga: Menteri PPPA: Wujudkan stadion sepak bola ramah perempuan anak
Baca juga: Kementerian PPPA terus pantau korban anak-perempuan Tragedi Kanjuruhan

Pewarta: Tri Adi Santoso
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022