Surabaya (ANTARA) - Ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat menggelar doa bersama untuk ratusan korban jiwa atas tragedi Kanjuruhan di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa malam.
"Mari doakan saudara-saudara kita di Malang. Mari kita bersaudara untuk selamanya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan sambutan di acara doa bersama.
Baca juga: Kemensos programkan pemberdayaan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan
Doa bersama tersebut dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya meliputi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Ahmad Yusep Gunawan dan sejumlah pejabat Pemkot Surabaya.
Selain itu juga dihadiri perwakilan Manajemen Persebaya, para pemain Persebaya, anggota DPRD Surabaya, para suporter Persebaya bonek dan bonita dan para elemen masyarakat lainnya.
Baca juga: Wabup Probolinggo takziah ke keluarga korban tragedi Kanjuruhan
Selain doa bersama, mereka juga menyalakan lilin sebagai tanda ucapan duka cita serta keprihatinan atas terjadinya peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam.
"Kami semua baik di pemkot, DPRD, Polrestabes, bonek bonita dan seluruh elemen selalu mendukung Persebaya baik dalam keadaan kalah atau menang, senang maupun duka. Kita sebagai satu saudara," kata Cak Eri panggilan lekatnya.
Baca juga: UEFA: Seluruh kompetisi Eropa akan dimulai dengan mengheningkan cipta
Menurut dia, untuk meraih prestasi terbaik, kalah dan menang, suka maupun duka, pihaknya tetap mendukung Persebaya.
"Persebaya akan terus menjadi yang terbaik. Semoga pengorbanan dari bonek bonita bisa memunculkan semangat teman-teman Persebaya," katanya.
Diketahui kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Menurut polisi, pelepasan tembakan gas air mata tersebut karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022