Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meminta seluruh pihak terkait melakukan evaluasi total mengenai penilaian risiko stadion dan rencana mitigasi kondisi darurat di stadion.
"Seluruh pihak terkait agar melakukan evaluasi total berkenaan penilaian risiko stadion dan rencana mitigasi kondisi darurat di stadion bila terjadi kerusuhan serta faktor keamanan terhadap penonton," kata Bintang Puspayoga dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menteri PPPA: Wujudkan stadion sepak bola ramah perempuan anak
Menurut dia, semestinya pertandingan sepak bola menjadi tontonan yang menghibur, menyenangkan, dan aman bagi penontonnya, jauh dari tindak kekerasan dan membawa prinsip kompetisi yang sehat.
Ia menilai wajar jika olahraga sepak bola menjadi tontonan yang juga sangat menarik bagi perempuan dan anak-anak. Namun demikian, ada faktor-faktor risiko bagi keselamatan perempuan dan anak pada setiap kegiatan.
Oleh karena itu, kata dia, dalam setiap pertandingan sepak bola, perempuan dan anak sebagai kelompok rentan harus mendapatkan perlindungan.
Baca juga: Kementerian PPPA terus pantau korban anak-perempuan Tragedi Kanjuruhan
"Keamanan penyelenggaraan pertandingan sepak bola bagi perempuan dan anak harus dimulai dari mulai proses pembelian tiket hingga penonton meninggalkan stadion usai pertandingan," katanya.
Menurut dia, seluruh pihak harus bekerja sama, mulai dari federasi, pemerintah, klub, dan pendukung untuk mewujudkan pertandingan yang ramah bagi kelompok rentan.
“Semua pihak harus paham dalam melaksanakan prosedur untuk mengakomodasi keamanan dan kenyamanan semua penonton, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, dan anak-anak,” kata Menteri Bintang Puspayoga.
Baca juga: Pakar K3 UI: Tragedi Stadion Kanjuruhan gambaran lemahnya budaya K3
Kementerian PPPA juga mendorong orang tua agar memastikan anak-anak yang diajak menonton pertandingan sepak bola benar-benar dalam suasana yang nyaman dan aman, baik sebelum, selama maupun sesudah pertandingan.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022