Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memperingati Hari Bea Cukai (HBC) ke-76 dengan berbagai prestasi besar sesuai tema dan semangat yang bertajuk Kolaborasi Membangun Negeri.
Tema ini yang fokus pada sinergi antarunit Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dengan semangat Kemenkeu Satu dalam mewujudkan kemajuan Indonesia.
“Bea Cukai dan unit-unit vertikal Kemenkeu lainnya berkomitmen untuk melangkah menuju tujuan yang sama," kata Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani di Jakarta, Selasa.
Askolani menyebutkan di tahun ini terdapat beberapa capaian besar Bea Cukai di bidang pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai.
Capaian itu di antaranya memberikan fasilitas impor sebesar Rp1.049 miliar yang terdiri dari fasilitas impor vaksin sebesar Rp831 miliar dan fasilitas impor alat kesehatan sebesar Rp218 miliar.
Kinerja penerimaan Bea Cukai pun mencatatkan hasil positif dengan realisasi penerimaan per 31 Agustus 2022 sebesar Rp206,21 triliun atau 68,96 persen dari target APBN.
Kinerja yang tumbuh signifikan sebesar 30,51 persen dari 2021 ini didorong pertumbuhan bea masuk sebesar 32,62 persen, bea keluar 83,43 persen dan cukai 21,38 persen.
Kinerja pelayanan dan pengawasan Bea Cukai turut berkontribusi dalam memperluas basis penerimaan pajak pada pajak dalam rangka impor (PDRI) dan pajak yang berkaitan dengan barang kena cukai.
Total pungutan yang dikumpulkan oleh Bea Cukai untuk tiga tahun terakhir rata-rata menyumbang porsi yang signifikan pada APBN yakni sebesar 23,7 persen dari total penerimaan dalam APBN.
Meski demikian, salah satu tantangan yang dihadapi Bea Cukai adalah konsistensi dalam menjalankan program reformasi kepabeanan dan cukai Berkelanjutan
Program reformasi ini berfokus pada penyelarasan proses bisnis dan teknologi informasi, pengelolaan sumber daya manusia serta penataan organisasi.
Program reformasi itu harus dijalankan secara seirama dikawal dengan monitoring dan evaluasi untuk menghasilkan output dan outcome yang terukur sekaligus bermanfaat.
Menurut Askolani, Bea Cukai memiliki potensi besar untuk berperan sebagai prime mover perbaikan di berbagai sektor karena dapat memberi butterfly effect.
Butterfly effect ini bermanfaat pembenahan di sektor perdagangan, industri, pertanian, UMKM, transportasi, logistik, keamanan, kerja sama internasional dan lainnya.
Baca juga: Pemerintah berhati-hati tetapkan kebijakan tarif cukai rokok
Baca juga: Bea Cukai Batam menangkap kapal tanker bawa 600 kiloliter solar ilegal
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022