New York/London (ANTARA) - Pound sterling melonjak terhadap dolar pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah Inggris membatalkan rencana untuk memotong tarif tertinggi pajak penghasilan, dan dolar juga turun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Pound naik terhadap dolar setelah laporan media tentang pembalikan arah kebijakan Inggris ke level tertinggi sejak 22 September, sehari sebelum Menteri Keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengguncang pasar dengan "rencana pertumbuhan" baru untuk memotong pajak dan peraturan, yang didanai oleh pinjaman besar pemerintah.

Sterling terakhir menguat 1,4 persen pada 1,1320 dolar.

"Sterling mendapatkan dorongan karena Inggris mencoba untuk membalikkan beberapa pemotongan pajaknya," Amo Sahota, direktur di Klarity FX di San Francisco, mengatakan.

Menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng mengatakan dia akan mempublikasikan rincian "segera" tentang bagaimana dia berencana untuk menurunkan utang publik sebagai bagian dari output ekonomi dalam jangka menengah.

Dolar, yang naik tajam untuk tahun ini, juga melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Tapi, "tema ekonomi makro besar tidak berubah, jadi terimalah ini apa adanya, ini adalah kuartal baru dan peluang untuk rebound dalam ekuitas dan sedikit melemahnya dolar AS," kata Sahota.

Di tempat lain, yen Jepang melemah melewati angka 145 untuk pertama kalinya sejak 22 September, ketika pihak berwenang melakukan intervensi untuk menopang mata uang.

Dolar terakhir hanya sedikit lebih rendah di 144,69 yen.

Penurunan pada Senin (3/10/2022) terjadi karena menteri keuangan Shunichi Suzuki mengatakan Jepang siap untuk langkah-langkah "menentukan" di pasar valuta asing jika pergerakan yen yang berlebihan terus berlanjut.

Yen telah melemah karena kebijakan Jepang untuk mempertahankan suku bunga ultra-rendah pada saat bank-bank sentral utama lainnya menaikkan suku bunga secara agresif. Setelah banyak spekulasi, pihak berwenang bulan lalu melakukan intervensi di pasar, menghabiskan rekor 2,8 triliun yen (19,7 miliar dolar AS) untuk menopang mata uang.

"Bank sentral semakin aktif dalam mencoba mempertahankan mata uang mereka," kata Sahota dari Klarity.

Greenback turun terhadap yuan China di pasar internasional dan mencapai level terendah untuk hari ini di 7,0901.

"Saya pikir yuan telah cukup menguat sehingga akan memberikan kedamaian bagi bank sentral China saat ini," kata Sahota.

Euro naik 0,3 persen menjadi 0,9825 dolar. Data sebelumnya menunjukkan aktivitas manufaktur di seluruh zona euro menurun lebih lanjut bulan lalu.

Laporan bahwa kelompok produsen minyak OPEC+ sedang mendiskusikan potensi pengurangan produksi lebih dari satu juta barel per hari juga membebani mata uang, mengingat situasi energi Eropa yang genting.

Dolar Australia dan Selandia Baru menguat menjelang kenaikan suku bunga yang diharapkan oleh bank sentral mereka minggu ini dengan Aussie naik 1,6 persen pada 0,6515 dolar AS dan kiwi 2,0 persen lebih tinggi pada 0,5717 dolar AS.

Investor mengamati lebih banyak berita tentang Credit Suisse, yang sahamnya turun pada Senin (3/10/2022), mencerminkan kekhawatiran pasar menjelang rencana restrukturisasi yang akan datang dengan hasil kuartal ketiga pada akhir Oktober.

Baca juga: Saham Inggris lanjutkan kenaikan, indeks FTSE 100 terkerek 0,22 persen
Baca juga: Harga minyak melonjak didorong ekspektasi pengurangan produksi OPEC+
Baca juga: Emas melonjak 30 dolar dipicu oleh dolar yang lebih lemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022