Jakarta (ANTARA News) - Jepang mendukung pendekatan yang dilakukan Indonesia kepada Myanmar, negara yang saat ini dianggap mengisolasi diri dan belum menegakkan proses demokrasi dengan baik.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Akiko Yamanaka kepada wartawan di Jakarta, Senin.
"Situasinya tidak mudah, saya sangat menghargai upaya pendekatan yang dilakukan oleh Presiden Indonesia dan Menlu Indonesia atas Myanmar," kata Akiko Yamanaka.
Dia mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman yang hampir sama dengan Myanmar terkait dengan kekuasaan militer tetapi sangat sukses untuk bangkit.
Oleh karena itu menurut dia, Indonesia merupakan contoh yang tepat bagi Myanmar.
Dia juga mengatakan mengenai pengalamannya melihat kehidupan kelompok-kelompok rentan di Myanmar seperti wanita dan anak-anak. Menurut dia, kehidupan wanita dan anak-anak sangat sulit sehingga memerlukan bantuan kemanusiaan.
Pada kesempatan itu dia juga mengakui bahwa tidak mudah untuk membangun dialog dengan Myanmar saat ini sehingga Jepang sangat menghargai dan mendukung apa yang telah dilakukan Indonesia.
Dikatakan bahwa Indonesia memiliki kesempatan yang baik untuk membawa Myanmar menuju proses demokratisasi.
Saat ditanya mengenai kemungkinan yang dapat dilakukan Jepang terkait dengan isu Myanmar dia mengakatakan bahwa hingga kini Jepang belum memutuskan apapun.
Namun, dia menekankan bahwa jika ada sesuatu yang dapat Jepang lakukan maka Jepang akan dengan senang hati melakukannya.
Sementara itu pada kesempatan sebelumnya Menlu Hassan Wirajuda mengatakan Indonesia siap berbagi pengalaman dan mendengarkan kesulitan yang dihadapi oleh Myanmar dalam menuju negara yang demokratis.
Dia mengatakan, selama ini Indonesia, negara lain dan negara di kawasan regional memprihatinkan proses peta jalan menuju demokrasi di negara itu.
Hassan mengatakan, banyak negara di kawasan ASEAN dan juga lainnya ingin menyaksikan agar peta jalan menuju demokrasi tersebut bisa memberikan hasil nyata. "Sehingga apa yang mereka niatkan untuk membantu peta jalan demokrasi bisa dicapai," katanya.
Hassan mengatakan, jika Myanmar menghendaki maka Indonesia akan berbagai pengalaman dalam menuju negara yang demokratis.
Namun, katanya, Indonesia juga mengerti situasi yang dihadapi oleh Myanmar. Indonesia, katanya, juga pernah menghadapi proses yang tidak mudah saat menuju ke pemerintahan yang demokratis.
"Kita mengerti situasi yang mereka hadapi, sehingga kalau mereka kehendaki ada banyak hal yang bisa kita bagi pengalaman," kata Menlu.
Hassan mengatakan sejak beberapa tahun terakhir akses orang untuk memasuki Myanmar, seperti utusan khusus PBB, sulit dilakukan.
Oleh sebab itu, kata Hassan, kunjungan Presiden menjadi penting di mata banyak pihak karena merupakan akses pertama dan langsung yang diberikan Myanmar kepada pejabat pada tingkatan yang paling tinggi. Pada hal sebelumnya Duta ASEAN yang diwakil oleh Menlu Malaysia Syed Hamid Albar beberapa kali batal melakukan kunjungan ke Myanmar.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006