menjadikan mereka yang berkebutuhan khusus itu nyaman dan tidak merasa minderCilacap (ANTARA) - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bringkeng 01 menjadi salah satu sekolah penggerak ramah inklusi di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, karena memberi kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk menjadi peserta didik.
"Sebagai sekolah penggerak ramah inklusi, sekolah kami memberi kesempatan kepada anak di lingkungan SDN Bringkeng 01, Kecamatan Kawunganten, untuk mendaftar meskipun memiliki keterbatasan," kata Kepala SDN Bringkeng 01 Eko Jatmiko dalam keterangan di Cilacap, Senin.
Bahkan, kata dia, pihaknya tidak hanya memberi kesempatan kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendaftar sebagai peserta didik di SDN Bringkeng 01, juga memberikan pemahaman kepada seluruh warga sekolah untuk menghargai rekan-rekannya yang memiliki keterbatasan fisik.
Menurut dia, hal itu dilakukan secara berkala oleh guru dengan memberikan pemahaman kepada seluruh peserta didik untuk saling menyayangi dan tidak mengejek atau merundung rekan-rekannya yang memiliki keterbatasan fisik karena bisa berdampak serius terhadap anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Baca juga: DPRD DKI dorong sekolah negeri akomodir anak berkebutuhan khusus
Baca juga: KPPPA: Guru sekolah inklusi perlu pahami sistem pendidikan inklusi
Lebih lanjut, Eko mengatakan hingga saat ini di SDN Bringkeng 01 mendidik dua anak berkebutuhan khusus, yakni Lulu dan Malik.
"Keduanya mendapatkan perlakuan sama baik dalam mendapatkan pelajaran maupun bersosialisasi dengan teman-teman mereka," katanya.
Ia mengatakan Lulu yang saat ini duduk di kelas 5 memiliki kekurangan dalam tinggi badan. Oleh karena itu, guru kelas 5 memberikan kursi yang berbeda dengan yang lain agar Lulu tidak terkendala dalam belajar.
Sementara Malik yang mengalami kesulitan berjalan karena lumpuh kaki selalu dibantu oleh teman-temannya ketika hendak ke toilet maupun kantin saat jam istirahat.
"Jadi, kami tidak membatasi anak-anak untuk bersekolah, meskipun mereka mengalami kekurangan fisik," tegasnya.
Baca juga: Mensos dorong daerah bangun sekolah inklusi
Baca juga: Bangka Barat siapkan dua sekolah dasar inklusi
Lebih lanjut, Eko mengatakan hingga saat ini di SDN Bringkeng 01 mendidik dua anak berkebutuhan khusus, yakni Lulu dan Malik.
"Keduanya mendapatkan perlakuan sama baik dalam mendapatkan pelajaran maupun bersosialisasi dengan teman-teman mereka," katanya.
Ia mengatakan Lulu yang saat ini duduk di kelas 5 memiliki kekurangan dalam tinggi badan. Oleh karena itu, guru kelas 5 memberikan kursi yang berbeda dengan yang lain agar Lulu tidak terkendala dalam belajar.
Sementara Malik yang mengalami kesulitan berjalan karena lumpuh kaki selalu dibantu oleh teman-temannya ketika hendak ke toilet maupun kantin saat jam istirahat.
"Jadi, kami tidak membatasi anak-anak untuk bersekolah, meskipun mereka mengalami kekurangan fisik," tegasnya.
Baca juga: Mensos dorong daerah bangun sekolah inklusi
Baca juga: Bangka Barat siapkan dua sekolah dasar inklusi
Menurut dia, kekurangan fisik bukan menjadi penghalang melainkan pembelajaran yang sesungguhnya untuk saling menghargai tanpa adanya perundungan.
"Perlakuan dari lingkungan yang baik, terutama dari para guru maupun teman tersebut menjadikan mereka yang berkebutuhan khusus itu nyaman dan tidak merasa minder," kata Eko.
Baca juga: Sekolah Muhammadiyah Bireuen jadi model sekolah inklusi di Aceh
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022