Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menyosialisasikan bahaya mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan binatang lainnya.
Sekretaris DLH Wahyu Yons di Banjarmasin Senin mengatakan salah satu permasalahan sekarang adalah tingginya pencemaran bahan plastik yang menghasilkan mikroplastik konon sudah mengontaminasi ikan-ikan dan biota sungai lainnya.
"Sungai-sungai di Banjarmasin sudah tercemar oleh berbagai bahan kimia ringan dan sedang," katanya.
Karena itu diperlukan perhatian semua pihak agak pencemaran tersebut bisa dikurangi minimal tidak tambah parah.
Baca juga: Menjaga "Ibu Bumi" dengan menggunakan pembalut kain
Baca juga: Ikan dan sungai di Kalsel mengandung mikroplastik
Dr Mahmud, dosen program studi teknik lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menambahkan bahwa tingkat pencemaran Sungai Banjarmasin sudah mengkhawatirkan, khususnya dikaitkan dengan pencemaran mikroplastik.
Mikroplastik dihasilkan dari limbah plastik yang menumpuk di sungai, dan akibatnya mikroplastik tersebut termakan ikan dan biota sungai lainnya.
Jika ikan tersebut dikonsumsi terus menerus oleh manusia maka akan melahirkan dampak kesehatan yang serius, salah satunya bisa terkena penyakit tumor.
Senada dengan paparan tim Ekspedisi Sungai Nusantara yang juga disampaikan dalam sosialisasi sehari tersebut bahwa pencemaran sampah plastik sudah mencemari ikan yang hidup di wilayah itu, karena mikroplastik mudah mengontaminasi ke tubuh ikan sekitar sungai.
Berdasarkan tim ekspedisi tersebut ada 10 ikan yang sudah terkontaminasi mikroplastik, seperti ikan patung, ikan saluang, ikan tembubuk, ikan lompok, ikan lais, ikan nila, ikan puyau, ikan sili-sili, ikan adungan, serta ikan sanggiringan.
Dalam sosialisasi disepakati bersama bahwa untuk penanggulangan pencemaran perlu dilakukan berbagai cara baik melalui aturan dan kebiasaan atau mengubah perilaku masyarakat.*
Baca juga: Perlu penelitian lanjutan dampak mikroplastik bagi kesehatan
Baca juga: Mikroplastik meningkat di muara sungai ke Teluk Jakarta saat pandemi
Pewarta: Imam Hanafi/hasan zainuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022