Bawang merah adalah bagian dari komoditas yang berpengaruh pada inflasi di Indonesia, termasuk cabai.

Kulon Progo (ANTARA) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X melakukan panen raya bawang merah seluas 300 hektare di Bulak Srikayangan, Kabupaten Kulon Progo.

Yasin Limpo di Kulon Progo, Senin, mengatakan lahan 300 hektare ini sangat produktif menghasilkan produksi yang sangat signifikan berkaitan dengan komoditas bawang merah.

"Bawang merah adalah bagian dari komoditas yang berpengaruh pada inflasi di Indonesia, termasuk cabai," kata Yasin Limpo.

Baca juga: Mentan RI tegaskan pangan bagian "human rights" di AMM G20

Ia juga mengapresiasi langkah strategis yang dilakukan oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X mendorong sektor pangan untuk menjaga inflasi.

"Kami juga mempersiapkan 2.000 hektare di seluruh Indonesia untuk mengintervensi inflasi. Hari ini kami melakukan kerja sama dengan pembeli skala besar untuk membeli produk pertanian yang berpotensi mempengaruhi inflasi," katanya.

Yasin mengatakan bahwa Presiden RI Joko Widodo dalam beberapa kali pertemuan meminta gubernur dan bupati supaya ikut turun tangan, minimal menjaga normalisasi harga dan ketersediaan barang, sehingga tidak ada lonjakan-lonjakan yang berpengaruh terhadap masyarakat," katanya.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X berharap pertanian bawang merah di Bulak Srikayangan ini dilakukan dengan baik, hasil yang berlebih.

Lahan bawang merah seluas satu hektare produktivitas mencapai 15 ton. Sebenarnya rata-rata produktivitas hanya 9,7 ton per hektare.

"Di Bulak Srikayangan, produktivitas bawang merah bisa 15 ton per hektare. Ini sangat luar biasa. Harganya Rp17 ribu, sehingga muncul jutawan-jutawan baru. Kami berharap jangan untuk membeli sepeda motor baru," katanya.

Baca juga: Kementan dorong peningkatan produktivitas bawang merah lewat benih TSS

Sultan juga berharap petani hidup hemat, dan meneruskan tanaman bawang merah ini yang merupakan pilihan petani untuk menanam bawang merah.

"Kami minta ditekuni dengan serius supaya hasilnya baik. Jangan karena harga bagus, tapi setiap kali tanam harus memenuhi ketentuan yang ada. Jangan menghemat supaya produksinya tidak turun," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022